TariToro – Hai, Sahabat Toro! Jadi, gue mau bahas nih tentang gimana caranya HRD bisa seleksi karyawan tanpa harus kebanyakan “anak bawang” atau titipan. Kalau sahabat toro pernah kerja di perusahaan yang isinya kebanyakan orang dalem, pasti tau dong betapa ribetnya? Bisa-bisa budaya kerja jadi toxic, produktivitas anjlok, dan yang ada malah pada resign semua. Nah, biar gak kena jebakan nepotisme, yuk simak tips biar seleksi bisa lebih objektif!
Memahami Fenomena Karyawan Titipan
Pernah gak sih sahabat toro masuk ke kantor terus nemu ada orang yang kerjanya alay banget, tapi tetep aman aja gak dipecat? Nah, itu dia yang namanya karyawan titipan atau kerennya nepo hire (nepotism hire). Mereka tuh kayak tamu VIP yang masuk bukan karena skill, tapi karena punya koneksi tingkat dewa.
Apa Itu Karyawan Titipan?
Bayangin sahabat toro lagi main game, terus ada karakter yang langsung unlock level 100 padahal baru download. Nah, karyawan titipan tuh versi dunia kerjanya. Mereka biasanya:
-
Diem-diem masuk lewat pintu belakang tanpa lewat tes killer
-
Punya “tuan tanah” (baca: bos besar, pejabat, atau sodara pemilik usaha)
-
Kebal hukum kantor bolos? telat? gak masalah!
Kenapa Bisa Ada Karyawan Model Gini?
-
Faktor “Anak Sendiri Lebih Baik”
Banyak pemilik usaha yang paranoid, jadi lebih milih titipin anak/saudara biar “aman”. -
Utang Budi Organisasi
“Dulu waktu pilkada saya bantu, sekarang titip keponakan saya dong~” -
HRD Kepepet
Kadang divisi HRD cuma bisa gigit jari karena tekanan dari atas.
Dampak yang Bikin Geleng-Geleng Kepala
-
Teamwork jadi kacau bayangin kerja kelompok tapi ada 1 orang yang cuma jadi dekorasi
-
Karyawan kompeten pada sebel akhirnya resign & perusahaan kehilangan talenta bagus
-
Reputasi perusahaan anjlok calon karyawan top ogah lamar karena reputasi “perusahaan titipan”
Ciri-Ciri yang Bikin Sahabat Toro Bisa Tebak
- Gak pernah ikut recruitment process normal
- Posisinya sering gak nyambung sama skill
- Attitude-nya royal tapi gak pernah kena SP
- Kalau ada masalah, selalu ada yang backup
Prinsip Dasar Seleksi Objektif
Sahabat toro pasti udah sering denger kan soal “anak titipan” yang bikin kinerja tim anjlok? Nah, biar gak jadi bahan gosip kantor, yuk simak prinsip seleksi objektif yang bikin proses hiring sahabat toro anti-mainstream dan beneran adil!
1. Standar Jelas Kayak Filter IG
-
Kriteria wajib harus tajam kayak aesthetic feed
-
Passing grade jangan asal “kayanya sih cocok”
-
Hard skill & soft skill harus balance kayak feed yang aesthetic tapi meaningful
Contoh keren:
Kalo butuh social media specialist, ya jangan terima yang cuma jago nge-filter wajah doang!
2. Blind Recruitment = No Spoiler
-
Hide nama, gender, dan almamater di tahap awal
-
Fokus ke konten (skill) bukan packaging
-
Biar gak ada bias “Wah ini anaknya VP nih…”
Real talk:
Kandidat dari kampus non-favorit bisa jadi dark horse yang ngejutin!
3. Interview Panel Bukan Acara KKN
-
Minimal 2 interviewer dari divisi beda
-
Scoring system yang measurable
-
No nepotisme zone sekalipun yang ngirim anaknya CEO
Hot tip:
Bikin rubric penilaian kayak grading influencer – jelas dan gak bisa diganggu gugat!
4. Tes Kemampuan Real Deal
-
Kasih simulasi kerja yang beneran nyata
-
Technical test harus sesuai jobdesc
-
Problem solving case yang challenging
Jangan sampai:
Ngerekrut data analyst yang Excel aja gaptek, auto bikin tim kelabakan!
5. Transparansi Level TikTok Live
-
Jelasin proses ke kandidat dari awal
-
Kasih feedback ke yang gak lolos
-
Dokumentasi lengkap buat antisipasi drama
FYI:
Kandidat yang gagal tapi dapet feedback jelas bisa jadi fans perusahaan sahabat toro!
6. Probation Period Ketat
-
3-6 bulan evaluasi intensif
-
KPI harus tercapai beneran
-
Gak ada tawar menawar buat yang underperform
Reality check:
Mending sakit hati di bulan ke-4 daripada stuck 4 tahun sama karyawan salah rekrut!
Dampak Kalo Gak Objektif:
-
Talent beneran pada kabur
-
Budaya kerja jadi toxic
-
Sahabat toro jadi bahan meme di grup WA kantor
Strategi HRD Mengurangi Dominasi Karyawan Titipan
Udah capek kan ngeliat kantor jadi ajang kumpul-kumpul “anak orang dalem” yang kerjanya cuma numpang nongkrong? Yuk ganti mainset dan terapkan strategi anti titipan ala HRD kekinian!
1. SOP Rekrutmen Wajib Baku Kayak TikTok Challenge
-
Bikin alur seleksi yang rigid kayak step-by-step dance challenge
-
Setiap tahap wajib ada dokumentasi lengkap
-
Gak ada tuh istilah “langsung final interview” buat orang tertentu
Real talk: Kalo ada yang minta shortcut, kasih tau “Maaf sist, ini SOP kita kayak algoritma TikTok – gak bisa diakalin!”
2. Blind Recruitment Mode On
-
Hilangkan semua identitas personal di tahap awal
-
Cuma kasih lihat skill dan pengalaman aja
-
Biarin meritokrasi yang berbicara
Pro tip: Pake sistem ATS yang otomatis nyensor nama dan info sensitif lainnya
3. Interview Panel ala Talent Show
-
Minimal 3 juri dari divisi berbeda
-
Scoring system yang transparan kayak voting Dangdut Academy
-
Rekam semua sesi interview buat bahan evaluasi
Jangan sampai: Cuma 1 orang yang nentuin, ntar malah kayak pemilihan ketua OSIS jaman SMA
4. Tes Kemampuan Harus Nyeleneh
-
Kasih studi kasus real kayak masalah kantor beneran
-
Wajibkan presentasi langsung, bukan cuma ngirim file
-
Tes tekanan dengan simulasi kerja dalam waktu terbatas
Contoh keren: Kalo nyari social media specialist, suruh bikin konten langsung di depan kita!
5. Probation Period Jadi Masa Percobaan Beneran
-
Evaluasi tiap minggu, bukan cuma di akhir
-
KPI harus tercapai semua, gak ada toleransi
-
Kalo gak qualified ya bye-bye, sekalipun anak direktur
Slogan wajib: “Probation itu bukan formalitas, tapi batu ujian sesungguhnya!”
6. Anti Nepotisme Policy yang Galak
-
Pasang aturan hitam di atas putih
-
Sosialisasi ke semua level
-
Siapkan jalur pelaporan khusus buat whistleblower
Hot tip: Bikin policy ini disahkan oleh komisaris, biar gak ada yang berani nyepelein
7. Digitalisasi Proses HR
-
Pake sistem yang nyatet semua track record
-
Otomatisasi penilaian buat hindari bias
-
Data-driven decision making
FYI: Sistem digital bikin gak ada lagi alesan “lupa” atau “kehapus” buat kandidat titipan
Dampak Kalo Gak Diterapin:
-
Kantor jadi kayak keluarga sendiri
-
Talent beneran pada kabur
-
Sahabat toro jadi bahan meme di grup WA kantor
Contoh Alur Seleksi Objektif yang Aman dari Titipan
Tahap 1: Blind Screening No Name, No Game
-
CV masuk langsung di-blur nama, gender, almamater, dan koneksinya
-
AI screening pertama pake sistem ATS yang cuma liat skill doang
-
Gak ada istilah “Wah ini CV-nya keponakan Pak Direktur nih…”
Pro tip: Pake template aplikasi yang gak nanya nama di tahap awal, cuma kode registrasi doang!
Tahap 2: Hard Skill Battle Royale
-
Tes online terkontrol dengan live proctoring
-
Case study real kayak masalah kantor beneran
-
Technical test yang gak bisa diakalin (auto timeout kalo buka tab lain)
Contoh keren: Buat posisi marketing, suruh bikin campaign mock-up dalam 2 jam!
Tahap 3: Panel Interview ala MasterChef
-
3 juri dari divisi beda (HR, user, dan pihak netral)
-
Scoring system real-time yang keliatan di layar
-
Pertanyaan standar untuk semua kandidat
Hot feature: Rekam semua interview buat bahan appeal kalo ada yang protes
Tahap 4: Stress Test Gaul
-
Role play tekanan kantor dengan skenario nyata
-
Dinamika kelompok biar keliatan chemistry-nya
-
Presentasi dadakan di depan tim terkait
Jangan sampai: Kandidat titipan ketauan pas tahap ini karena gak bisa handle tekanan!
Tahap 5: Background Check ala Detektif
-
Verifikasi independen lewat third party
-
Cross-check portofolio sampe ke klien sebelumnya
-
Sosmed screening buat liat attitude aslinya
Real talk: Gak usah sungkan ngecek LinkedIn sampe 3 tahun kebelakang!
Tahap 6: Probation Ketat 3 Bulan
-
Weekly evaluation dengan KPI jelas
-
360° feedback dari semua tim
-
Exit clause mudah kalo gak perform
Slogan wajib: “3 bulan pertama itu masa pacaran, bukan pernikahan!”
Bonus Fitur Anti Titipan:
-
Whistleblower system buat lapor praktik nepotisme
-
Rotasi interviewer tiap periode rekrutmen
-
Audit eksternal buat pastikan fairness
Dampak Kalo Gak Dipake:
-
Kantor sahabat toro jadi kayak sinetron keluarga
-
Karyawan kompeten pada cabut
-
Reputasi perusahaan anjlok kayak saham startup gagal
Cara Menolak Kandidat Titipan Secara Diplomatis
Udah gak zaman kan nolak kandidat titipan pakai cara ala sinetron? Ini dia strategi penolakan ala diplomat yang bikin semua pihak tetap cool:
1. “Sistem Kami Sudah Fully Digital, Pak…”
-
“Waduh maaf Pak/Bu, semua proses sekarang lewat ATS (Applicant Tracking System) otomatis. Kalo belum masuk passing grade, sistem gak bisa kami bypass nih…”
-
“Kebetulan kita baru implementasi AI screening yang benar-benar objektif”
Pro tip: Salahin sistem biar yang minta titip gak tersinggung!
2. Pakai Data Sebagai Tameng
-
“Nih saya kasih liat hasil tesnya ya… Sayang banget di bagian [sebutin skill spesifik] belum memenuhi standar kita”
-
“Lihat di sini passing gradenya 80, dapatnya 62. Kasihan juga kalo dipaksakan, nanti stres di posisi ini”
Hot stat: Siapin grafik perbandingan kandidat biar lebih eye-opening
3. Tawarkan Jalur Alternatif
-
“Boleh ikut training dulu 3 bulan biar skillnya lebih siap?”
-
“Kita ada internship program nih yang lebih fleksibel…”
-
“Mungkin cocok di divisi lain yang lebih sesuai kompetensinya?”
Strategi win-win: Mereka merasa dapat solusi, bukan sekadar ditolak
4. Ajak Lihat Proses Secara Langsung
-
“Bapak/Ibu mau lihat proses seleksinya langsung? Biar jelas gimana kompetisinya”
-
*”Ini ada 120 pelamar buat 1 posisi, benar-benar ketat persaingannya”*
Psychological effect: Bikin sadar kalau prosesnya memang super kompetitif
5. “Kebijakan Baru dari Holding Company”
-
“Sejak Q3 kemarin semua hiring harus dapat approval dari komite independen”
-
“Ada audit eksternal tiap bulan buat rekrutmen, jadi gak bisa kami utak-atik”
Power move: Bikin aturan baru yang terdengar lebih tinggi dari semua pihak
6. Alasan Budget yang Kaku
-
“Untuk posisi ini pakai skema fixed budget, gak bisa lebih dari range gaji X”
-
“Kalau kami terima yang belum qualified, nanti impact ke payroll seluruh tim”
Financially smart: Orang biasanya lebih respect sama alasan keuangan
7. Reverse Psychology Halus
-
“Jujur posisi ini high-pressure banget, kasian juga kalau [nama kandidat] nanti stres”
-
“Kita gak mau reputasi perusahaan rusak karena salah placement”
Psychological hack: Bikin yang minta titip merasa itu demi kebaikan mereka sendiri
Template Ajaib Penolakan Email:
“Dear [Nama],
*Setelah melalui proses assessment menyeluruh, tim kami menyimpulkan bahwa kompetensi saat ini belum sepenuhnya align dengan kebutuhan role ini. Namun, kami melihat potensi di [sebutin 1 positif] dan ingin menawarkan opsi [training/internship/posisi lain].*
Kami sangat appreciate interest-nya dan terbuka untuk diskusi lebih lanjut!”
Dampak Kalo Terlalu Langsung:
-
Sahabat toro bisa dijadiin musuh bebuyutan
-
Karier sahabat toro mentok di level itu-itu aja
-
Kantor jadi medan perang dingin
Risiko Jika HRD Tidak Objektif
Jenis Risiko | Dampak Nyata | Level Bahaya 🔥 | Contoh Kasus |
---|---|---|---|
Toxic Work Culture | Kantor jadi kayak sekeluarga, yang kompeten dijauhin, yang ga becus diem doang | 🔥🔥🔥🔥🔥 | Meeting penting malah jadi ajang kumpul-keluarga, kerjaan numpuk di orang yang bener |
Brain Drain | Talenta beneran pada cabut, tinggal yang enggak qualified aja | 🔥🔥🔥🔥🔥 | Top performer resign gegara gak tahan liat anak bos kerja seenaknya |
Reputasi Anjlok | Perusahaan dicap “kantor keluarga”, talent bagus ogah melamar | 🔥🔥🔥🔥 | Rating di Glassdoor jelek, kandidat top cancel interview last minute |
Produktivitas Jeblok | Proyek molor, target meleset, tim pada frustrasi | 🔥🔥🔥🔥 | Deadline project selalu gagal karena ada anggota tim yang cuma jadi “ornamen” |
Konflik Internal | Gesekan antara karyawan “titipan” vs yang merit-based makin panas | 🔥🔥🔥🔥 | Grup WA kantor pecah jadi 2: pro-manajemen vs pro-keadilan |
Legal Trouble | Berpotensi kena masalah hukum karena diskriminasi | 🔥🔥🔥 | Karyawan yang dirugikan bisa lapor ke Kemnaker atau bawa ke pengadilan |
Inovasi Mandek | Gak ada ide baru karena tim isinya orang-orang “yes man” | 🔥🔥🔥 | Produk perusahaan ketinggalan zaman, pasar direbut kompetitor |
Budget Boros | Gaji keluar gak sebanding dengan kontribusi | 🔥🔥🔥🔥 | Department over budget tapi outputnya minim, akhirnya ada PHK massal |
Kode Bahaya:
🔥 = Ganggu dikit
🔥🔥🔥 = Mulai bahaya
🔥🔥🔥🔥🔥 = Auto kiamat perusahaan
Tambahan Horror Story:
-
“Anak direktur yang gak kompeten bikin salah strategi, perusahaan rugi miliaran”
-
“Karyawan jagoan pada pindah ke kompetitor, bikin perusahaan kehilangan market share”
-
“Viral di TikTok soal praktik nepotisme, perusahaan jadi bahan bullyan netizen”
Solusi Cerdas:
- Digitalisasi proses HR – biar sistem yang nge-filter, bukan orang
- KPI transparan – semua orang bisa liat siapa yang beneran kerja
- Whistleblower system – kasih jalur buat lapor nepotisme tanpa takut
Penutup Cara HRD Melakukan Seleksi Agar Tidak Banyaknya Karyawan Bawaan Atau Titipan
Yah, begitulah guys! Intinya, biar perusahaan sahabat toro gak jadi sarang titipan, HRD harus berani tegas dan objektif. Jangan sampe karena takut orang dalem, malah bikin perusahaan rugi sendiri. Ingat, perusahaan yang sehat itu yang ngelarin kompetensi, bukan koneksi. Jadi, yuk mulai dari sekarang, seleksi yang fair biar tim sahabat toro solid dan produktif!