Cara Membuat KPI Seorang Karyawan Sales, ini Detailnya

 width=

TariToro – Hai, para pejuang sales! Sahabat toro pasti udah nggak asing dong sama yang namanya KPI (Key Performance Indicator). KPI itu kayak “rapor” buat kerjaan kita, biar bisa ngukur sejauh apa kita udah ngasih hasil. Nah, buat yang masih bingung gimana cara bikin KPI yang realistic tapi challenging, yuk simak tips gue biar kerjaan makin effortless dan hasilnya wow!

Ini Cara Bikin KPI buat Sales biar Target Auto Terkejar

1. Tentukan Tujuan Utama: Jangan Asal Ngejar Nomor!

Sebelum bikin KPI, tanya dulu: “Apa sih tujuan perusahaan atau tim sales?”

  • Mau naikin revenue?

  • Mau nambah jumlah klien baru?

  • Atau mau tingkatin retensi pelanggan lama?

KPI harus nyambung sama big picture perusahaan. Jangan asal “pokoknya jualan banyak!”, tapi nggak jelas metriknya apa.

2. Pilih Metrik yang Relevan: Jangan Sampai Salah Fokus!

KPI sales itu nggak cuma soal omzet doang. Beberapa metrik yang bisa sahabat toro pakai:

  • Revenue/Profit: Duit yang berhasil dibawa masuk.

  • Conversion Rate: Berapa prospek yang akhirnya jadi deal.

  • Customer Acquisition Cost (CAC): Biaya yang dikeluarin buat dapetin pelanggan baru.

  • Average Deal Size: Rata-rata nilai transaksi per customer.

  • Sales Growth: Kenaikan penjualan dari bulan/bulan sebelumnya.

Baca Juga :  Cara Menghitung Iuran Potongan BPJS Kesehatan Sesuai Ketentuan Disnaker

Pilih 3-5 metrik yang paling berdampak buat bisnis, jangan kebanyakan nanti malah pusing!

3. Set Target yang SMART (Bukan Cuma Motivasi Doang!)

Target KPI harus SMART:

  • Specific → Jangan “jualan banyak”, tapi “naikin revenue 20% dibanding kuartal lalu”.

  • Measurable → Bisa dihitung, misal: “dapetin 50 leads baru per bulan”.

  • Achievable → Jangan maksain target 500% kalau tim kecil, nanti malah demotivasi.

  • Relevant → Sesuai sama tujuan perusahaan.

  • Time-bound → Ada deadline-nya, misal “per kuartal” atau “per bulan”.

Contoh KPI yang bener:
“Meningkatkan revenue sebesar 15% di Q3 dengan menambah 30 new clients dan menjaga retensi pelanggan lama di atas 80%.”

4. Kasih Bobot & Prioritas: Nggak Semua Metrik Sama Pentingnya

Nggak semua KPI punya nilai yang sama. Misal:

  • Revenue (50%) → Paling berat karena langsung pengaruhin profit.

  • Conversion Rate (30%) → Penting buat efisiensi tim.

  • Customer Satisfaction (20%) → Biar pelanggan nggak kabur.

Dengan begini, sales bisa fokus ke yang high impact dulu.

5. Evaluasi & Feedback: Jangan Cuma Pasang Target, Lupa Review!

KPI itu bukan sekali pasang terus dilupain. Harus ada:

  • Weekly/Monthly Check-in → Buat evaluasi progres.

  • Feedback Session → Cari tahu kendala sales di lapangan.

  • Adjust if Needed → Kalau target ternyata nggak realistis, bisa direvisi.

Jangan sampe KPI cuma jadi hantu yang ngejar-ngejar sales terus, tapi nggak pernah dibahas bareng.

Contoh KPI Karyawan Sales ala Gen Z !

Kategori KPI Contoh Metrik Target Cara Ngukurnya Kenapa Penting?
Omzet & Profit Revenue bulanan Rp 300 juta/bulan Total duit masuk dari sales Biar perusahaan bisa stay alive dan sahabat toro dapet bonus!
Profit per transaksi Minimal 25% dari harga jual Hitung (harga jual – modal) ÷ harga jual Jangan jualan rugi, lah wong kerja juga mau makan.
Lead & Conversion Jumlah prospek baru 50 leads/bulan Data dari CRM atau Google Sheets Semakin banyak leads, semakin besar chance closing.
Tingkat konversi (closing) Minimal 30% dari total leads (Jumlah deal ÷ total leads) × 100% Ngecek seberapa jago sahabat toro  ngomong ke klien.
Pelanggan Retensi pelanggan lama 80% repeat order Bandingkan order bulan ini vs bulan lalu Lebih mudah maintain pelanggan lama daripada cari baru.
Kepuasan pelanggan (CSAT) Skor 4.5/5 dari survey Survey via Google Form/WhatsApp Klien senang = rekomendasi naik = sales sahabat toro auto nambah.
Efisiensi Waktu respon ke klien Maks 1 jam (untuk urgent inquiry) Track pakai tools kayak Trello/CRM Klien nggak suka ditilep, ntar kabur ke kompetitor!
Rata-rata waktu deal dari prospek ke closing Maks 14 hari Catet tanggal pertama kontak sampai deal Semakin cepat, semakin efisien sahabat toro kerja.
Baca Juga :  Kenapa Inovasi System Digital Penting Bagi Perusahaan? Cek Apa Saja Yang Harus Di Pertimbangkan

Catatan Penting biar KPI Nggak Jadi Beban

  • Jangan Serakah! Target harus realistis, misal: kalau on average revenue sahabat toro Rp 200 juta, jangan langsung pasang Rp 1 M.

  • Mix antara Kuantitas & Kualitas → Ngejar banyak deal itu oke, tapi kalau CSAT jeblok, ujung-ujungnya reputasi tim jelek.

  • Pakai Tools → CRM kayak HubSpot/Salesforce atau google sheets biar tracking gampang.

Contoh KPI dalam 1 Kalimat:
“Bulan ini gue harus close 15 deal baru dengan total revenue Rp 300 juta, retensi pelanggan 80%, dan CSAT minimal 4.5!”

KPI Sales Itu Kayak Fitbit Buat Bisnis Sahabat Toro ! Ini 5 Alasan Wajib Punya

1. KPI = Satelit GPS Buat Bisnis Sahabat Toro 

Bayangin sahabat toro mau road trip ke Bali tapi nggak pake Google Maps. Bisa-bisa nyasar ke Jogja dong! KPI Sales itu fungsinya persis kayak GPS bisnis:

  • Nunjukin jalan: Mau ke mana perusahaan ini? Mau naikin profit atau ekspansi market?

  • Ngukur kecepatan: Jangan asal grind 24/7 tapi nggak tau udah sampe mana progressnya

  • Ngehindarin macet: Kalau ada masalah di sales funnel, bisa langsung detect dan benerin

“Lha kita mah udah biasa kerja tanpa KPI, gapapa kok!”
Ya kaya nyetir malam tanpa lampu – bisa nabrak nggak jelas!

2. Sales Team Jadi Lebih Tajem & Efisien

Tanpa KPI, tim sales biasanya kayak bebek kehilangan induk:

  • Ada yang sibuk kejar kuantitas tapi kualitas pelayanan jelek

  • Ada yang males-malesan cuma nunggu inbound doang

  • Ada yang kerja keras tapi nggak produktif

Dengan KPI yang bener:
✅ Fokus ke target yang penting (revenue/profit) bukan sekedar “jualan banyak”
✅ Kerja lebih smart – nggak perlu lembur mulu kalo strateginya tepat
✅ Ada sense of urgency – deadline bulanan bikin makin greget!

Baca Juga :  Apa itu Over Motivation? Berikut Dampak Negatif dan Positif nya Terhadap Team

3. Evaluasi Performa Jadi Fair & Nggak Bau KKN

Nggak perlu lagi debat kusir “siapa yang paling berkontribusi” karena semuanya udah keukur:

  • Yang performanya bagus bisa dapet bonus atau promosi

  • Yang kurang bisa dikasih training khusus

  • Strategi yang gagal bisa cepat diganti

“Jadi nggak ada alesan ‘saya udah usaha keras pak!’ kalo hasilnya nol besar”

4. Perusahaan Bisa Ngambil Keputusan Lebih Cerdas

Data dari KPI sales itu kayak laporan kesehatan perusahaan:

  • Bisa tau kapan harus hire sales baru

  • Bisa adjust strategi marketing

  • Bisa nego lebih baik sama supplier

“Kaya main game RPG – liat statistik karakter biar tau harus upgrade skill apa”

5. Bikin Budaya Kerja Kompetitif (Tapi Sehat!)

KPI itu kayak leaderboarddi mobile legend:

  • Bikin tim pada semangat saingan positif

  • Yang biasanya males jadi termotivasi

  • Transparan – semua tau siapa yang top performer

Tapi inget! Jangan sampe toxic harus ada reward system yang jelas.

Penutup Cara Membuat KPI Seorang Karyawan Sales

Kalau target belum ketembus, itu pertanda sahabat toro perlu evaluasi mungkin strategi jualannya kurang greget, produknya kurang oke di pasar, atau cara komunikasi ke klien perlu upgrade. Di jaman sekarang yang serba digital, bisnis yang jalan tanpa KPI tuh kayak main Mobile Legend tanpa build item pasti kalah telak!

KPI itu bikin kerja sales lebih efektif, tim makin kompak, dan perusahaan bisa berkembang lebih cepat. Kuncinya? Konsisten pantau progress, selalu open untuk evaluasi, dan jangan gengsi minta masukan. Dengan KPI yang well defined, kerja sales jadi lebih terarah dan hasilnya bisa diukur dengan jelas.

Intinya:

  • KPI itu compass buat navigate dunia sales

  • Miss target? Itu warning buat improve, bukan akhir duniaf

  • Di era data-driven kayak sekarang, gak pake KPI = bunuh diri bisnis

  • Yang penting fleksibel, mau belajar, dan terus improve

“Gak ada sales sukses yang kerja tanpa patokan jelas. KPI itu bestie yang bikin sahabat toro makin jago closing deal!”

Gimana? Udah siap bikin KPI yang bikin karir melejit? Komen di bawah kalau ada yang mau ditanyain!

 

Scroll to Top