TariToro.com – Dunia bisnis sekarang tuh super kompetitif, bro. Peran HRD udah naik level—nggak cuma jadi tukang administrasi, tapi sekarang jadi strategic partner yang bantu perusahaan go digital dan keep up sama tren. HRD kekinian nggak cuma sibuk ngurusin slip gaji atau screening CV, tapi juga wajib create lingkungan kerja yang asik biar karyawan betah dan sync sama goals perusahaan.
Intinya, HRD jaman sekarang tuh kayak “penghubung” antara bos dan karyawan—bikin semua orang on the same page biar perusahaan makin goals!
5 Skill Wajib buat Calon HRD yang Nggak Boleh Diabaikan!
Jadi HRD itu nggak cuma sekadar ngurusin gaji atau ngadain rekrutmen doang, bro. Ada banyak hal yang harus dikuasai biar bisa jadi HRD yang beneran valuable buat perusahaan. Apalagi di era sekarang, di mana dunia kerja makin dinamis dan generasi millennials-Z udah mendominasi. Nah, kalau sahabat toro mau jadi HRD yang top-tier, ini dia skill-set yang wajib sahabat toro miliki!
1. Empati Tinggi – Bukan Cuma Soal Nge-Handle Karyawan
HRD itu ujung tombak hubungan antara perusahaan dan karyawan. Sahabat toro harus bisa ngertiin perasaan orang, baik itu masalah kerjaan atau personal. Karyawan butuh didengar, bukan cuma di-judge. Kalo sahabat toro bisa bikin mereka nyaman, produktivitas bakal naik, dan employee retention pun ikut membaik.
Contoh:
-
Bisa active listening pas ada karyawan curhat masalah kerjaan.
-
Nggak judgemental saat ngadepin konflik.
-
Bisa kasih solusi yang humanis, bukan sekadar ikutin rule book.
2. Negotiation Skill – Jago Nego dari Rekrutmen Sampai Kenaikan Gaji
HRD tuh harus jago nego, baik itu saat nawarin gaji ke kandidat, ngomongin kontrak, atau bahkan waktu ada karyawan minta kenaikan jabatan. Sahabat toro harus bisa cari win-win solution biar kedua belah pihak seneng.
Tips:
-
Pelajari market rate gaji biar nggak asal nawarin.
-
Latih kemampuan komunikasi persuasif, jangan cuma modal ngotot.
-
Pahami kebutuhan kandidat/karyawan biar bisa nemuin titik tengah.
3. Data-Driven Decision Making – Jangan Asal Gut Feeling
HRD jaman sekarang wajib melek data! Nggak bisa lagi ngambil keputusan cuma berdasarkan feeling atau pengalaman doang. Sahabat toro harus bisa analisis data kayak:
-
Employee turnover rate (kenapa banyak yang resign?).
-
Engagement survey (apa yang bikin karyawan betah/nggak betah?).
-
Efektivitas rekrutmen (berapa lama time-to-hire? Cost-per-hire berapa?).
Tools yang Bisa Dipake:
-
Excel/Google Sheets (wajib bisa pivot table & formula dasar).
-
HRIS (Human Resource Information System) kayak Talenta, Sleekr, dll.
-
People analytics tools kaya Tableau atau Power BI (buat yang mau lebih advance).
4. Adaptability – Jangan Kaku, Dunia HR Terus Berubah!
Kebijakan perusahaan, regulasi pemerintah, sampai tren kerja hybrid/WFH tuh selalu berubah. Sahabat toro harus bisa adaptasi dengan cepat. Contohnya:
-
Saat pandemi, HRD harus cepat atur sistem WFH.
-
Ketika ada UU Ketenagakerjaan baru, sahabat toro harus update dan sosialisasi ke karyawan.
-
Generasi Z maunya kerja fleksibel? sahabat toro harus bisa nyiapin strategi biar mereka tetap produktif.
Caranya Tetap Adaptif:
-
Ikut webinar & pelatihan HR terkini.
-
Baca berita seputar workplace trends.
-
Diskusi sama HR lain di komunitas atau LinkedIn.
5. Business Acumen – Ngerti Bisnis Perusahaan, Bukan Cuma Soal HR Doang
HRD yang great nggak cuma fokus pada people management, tapi juga paham bagaimana kontribusi HR buat mencapai tujuan bisnis perusahaan. Misalnya:
-
Sahabat toro harus ngerti kalo perusahaan lagi cost-cutting, mungkin rekrutmen diperlambat.
-
Kalau perusahaan mau ekspansi, sahabat toro harus siapkan strategi rekrutmen massal.
-
Bisa kasih masukan ke manajemen soal workforce planning biar efisien.
Gimana Biar Melek Bisnis?
-
Pelajari business model perusahaan sahabat toro.
-
Diskusi sama divisi lain (finance, marketing, ops) biar ngerti alur kerja mereka.
-
Ikut meeting strategi perusahaan biar tau big picture-nya.
Bonus: Tech-Savvy – Jangan Gaptek!
Dari mulai pakai ATS (Applicant Tracking System) buat screening CV, sampai pakai performance management tools kayak OKR software, HRD wajib melek teknologi. Nggak harus jago coding, tapi minimal paham tools yang bikin kerjaan lebih efisien.
HRD SKILLS CHEAT SHEET
Kategori Skill | Skill Wajib | Kenapa Penting? | Contoh Penerapan |
---|---|---|---|
💡 Tech Savvy | Melek HR Software (ATS, HRIS) & AI Tools | Biar nggak kudet & proses HR lebih efisien | Pake Applicant Tracking System buat auto-screening CV, pakai AI buat analisis employee engagement |
🗣️ People Skills | Active Listening & Empati Level Dewa | Gen Z butuh didenger, bukan cuma diatur | Bikin safe space buat curhat, anti-judgemental pas ada masalah |
📊 Data Literacy | Analisis HR Metrics (turnover rate, engagement score) | Biar keputusan HR nggak asal feeling | Hitung cost-per-hire buat efisiensi rekrutmen, tracking productivity trends |
🤝 Employer Branding | Jago bikin perusahaan cool di medsos | Biar talenta top mau join & nggak ghosting | Bikin konten TikTok/IG soal company culture, respons cepat di LinkedIn |
⚡ Adaptability | Cepat adaptasi sama perubahan (kebijakan, tren, teknologi) | Dunia HR tuh dinamis, lo harus lebih cepet! | Coba hybrid work model, terapin AI recruitment tools |
🎯 Strategic Thinking | Ngerti business goal perusahaan | HR harus bisa align kebijakan sama target bisnis | Rancang training program yang bikin skill karyawan match sama kebutuhan perusahaan |
✨ Creative Problem Solving | Cari solusi out-of-the-box | Masalah HR jaman now kompleks (e.g., quiet quitting, career hoppers) | Kasih flexible benefit (e.g., mental health day, kursus online gratis) |
📢 Gen Z Communication | Gaya bicara santai tapi profesional | Biar relate sama anak muda | Pake bahasa casual (tapi tetap sopan), pake meme/emoji kalau perlu |
BONUS TIPS!
-
Jangan males upskill! Ikut webinar, baca artikel HR terbaru, cobain tools baru.
-
HR = Human Relations → Jangan cuma ngurus dokumen, bangun hubungan yang genuine!
-
Jadi trendsetter → Coba ide baru (e.g., *4-day workweek*, unlimited PTO).
Intinya: Jadi HRD sekarang tuh kayak jadi SUPERHERO — harus bisa ngurus orang, data, teknologi, sekaligus jadi brand ambassador perusahaan. Keren kan? 😎
“Nggak perlu perfect, yang penting progresif & mau adaptasi!” 🚀
5 Tantangan Paling Seru dan Ngagetin!
Jaman sekarang, jadi manager nggak cuma sekadar ngasih tugas dan evaluasi kinerja. Apalagi kalau tim sahabat toro didominasi Gen Z—generasi yang punya karakter unik, ekspektasi tinggi, dan cara kerja yang beda banget sama generasi sebelumnya. Nah, buat sahabat toro yang baru naik jadi manager atau pengen memimpin Gen Z dengan lebih efektif, siap-siap hadapi tantangan seru ini!
1. “Work-Life Balance itu Hak, Bukan Privilege!”
Gen Z itu nggak mau jadi workaholic kayak generasi sebelumnya. Bagi mereka, kerja itu penting, tapi hidup di luar kerja jauh lebih penting. Mereka bakal walk out kalau kerjaan bikin mental health terganggu atau ngerasa burnout.
Tantangan buat Manager:
-
Harus bisa atur workload yang fair, jangan overloading.
-
Fleksibilitas waktu (WFH/hybrid) udah jadi kebutuhan, bukan sekadar benefit.
-
Kalo ada meeting di luar jam kerja? Siap-siap dikomentarin, “Ini urgent banget, Bang?”
Solusi:
-
Bikin aturan kerja yang jelas tapi fleksibel (misal: core hours wajib online, sisanya bisa diatur sendiri).
-
Promosikan budaya mental health awareness (misal: kasih cuti mental health day).
2. “Feedback? Langsung ke Intinya, Jangan Bertele-tele!”
Gen Z itu generasi yang terbiasa dengan informasi cepat dan to the point. Mereka nggak suka basa-basi atau feedback yang disamarkan. Mereka mau kritik/saran yang jelas, langsung, dan actionable.
Tantangan buat Manager:
-
Harus jujur tapi nggak kasar. Misal: “Presentasi kamu kurang data, nih. Next time tambahin grafik biar lebih meyakinkan,” bukan “Wah, bagus sih… tapi…”
-
Mereka juga mau feedback real-time, bukan cuma pas performance review setahun sekali.
Solusi:
-
Pakai pendekatan radical candor (peduli tapi langsung).
-
Bikin sesi weekly check-in buat diskusi progres dan hambatan.
3. “Kalau Perusahaan Nggak Punya Purpose, Saya Nggak Betah!”
Gen Z itu purpose-driven. Mereka nggak mau kerja cuma buat cari duit—mereka pengen kontribusi ke sesuatu yang meaningful. Perusahaan yang visinya cuma profit-driven bakal susah mempertahankan mereka.
Tantangan buat Manager:
-
Harus bisa jelasin big picture perusahaan dengan cara yang relate sama nilai mereka.
-
Kalau perusahaan sahabat toro cuma jualan produk biasa, Gen Z bakal nanya, “Apa dampak positifnya buat masyarakat?”
Solusi:
-
Highlight kontribusi perusahaan ke isu sosial/environmental (misal: “Sahabat toro mengurangi sampah plastik dengan packaging ramah lingkungan”).
-
Kasih kesempatan mereka ikut project yang berdampak (misal: program CSR atau inovasi internal).
4. “Saya Bisa Kerja Cepat, Tapi Jangan Micro-Manage!”
Gen Z itu melek teknologi dan bisa kerja efisien, tapi mereka benci diperlakuin kayak robot yang harus diawasi tiap detik. Mereka mau dipercaya dan dikasih autonomy.
Tantangan buat Manager:
-
Harus bisa trust tanpa harus kontrol terus-terusan.
-
Tapi di sisi lain, tetep harus pastikan mereka nggak slacking atau kurang kolaborasi.
Solusi:
-
Fokus ke output, bukan jam kerja.
-
Pakai sistem task-based ketimbang time-tracking.
-
Kasih kebebasan, tapi tetep bikin milestone buat evaluasi berkala.
5. “Kalau Nggak Ada Growth, Saya Cabut!”
Gen Z nggak betah di zona nyaman. Mereka mau skillnya berkembang, dapat pelatihan, dan ada jalur karier yang jelas. Kalau perusahaan nggak bisa kasih itu, mereka gampang banget cari tempat lain.
Tantangan buat Manager:
-
Harus bisa jadi mentor, bukan cuma boss.
-
Dikasih training terus? Bisa mahal. Tapi kalo nggak dikasih, turnover tinggi.
Solusi:
-
Bikin program upskilling (webinar, kursus online, atau knowledge sharing internal).
-
Kasih proyek stretch assignment (tugas yang sedikit di luar comfort zone biar mereka belajar).
-
Sediakan jalur karier yang transparan (*”Dalam 1-2 tahun, kamu bisa naik jadi team lead kalau mencapai target X”*).
Bonus Challenge: “Bahasanya Harus Gaul, Jangan Kaku!”
Gen Z itu komunikasinya santai, cepat, dan penuh slang. Kalo sahabat toro sebagai manager terlalu formal atau kaku, mereka bisa ngerasa nggak connect.
Tips:
-
Gunakan bahasa yang lebih casual (“Sahabat toro bisa diskusi dulu, gimana?” vs “Mari sahabat toro berkoordinasi terlebih dahulu”).
-
Boleh pake emoji atau GIF di chat kerja (tapi jangan berlebihan).
Kesimpulan Hal Penting yang Harus di Miliki Oleh Seorang Calon HRD Perusahaan
Jadi HRD itu nggak cuma soal ngurus administrasi atau jadi “polisi perusahaan”. Sahabat toro harus punya kombinasi skill teknis (hard skills) dan kemampuan interpersonal (soft skills). Yang paling penting? Selalu mau belajar dan berkembang, karena dunia HR tuh dinamis banget!
Gimana, ready jadi HRD yang game-changer? 💪🔥