Keahlian Soft Skill Yang Harus Di Miliki Untuk HRD Junior Agar Dapat Melaksanakan Tugas Dengan Baik

 width=

TariToro – Hai, sahabat toro! Jadi HRD junior tuh nggak cuma sekadar ngurusin administrasi atau rekrutmen aja, lho. Sahabat toro juga perlu banget punya segudang soft skill biar bisa survive di dunia kerja yang super dinamis ini. Apalagi, HRD tuh ujung tombak perusahaan dalam ngelola sumber daya manusia, jadi kalau sahabat toro nggak punya skill yang oke, bisa-bisa kewalahan sendiri. Nah, berikut ini deretan soft skill yang wajib sahabat toro kuasai biar bisa jadi HRD junior yang pro dan dicintai semua orang di kantor!

Kemampuan Komunikasi Efektif (Jago Ngomong & Dengarin Orang Lain)

Sebagai HRD junior, sahabat toro harus jago banget dalam komunikasi, baik verbal maupun non-verbal. Bayangin aja, setiap hari sahabat toro harus ngobrol sama karyawan, atasan, atau bahkan kandidat baru. Kalau cara ngomong sahabat toro nggak jelas atau terlalu kaku, bisa-bisa orang salah paham. Misalnya, saat ngasih feedback ke karyawan, sahabat toro harus bisa nyampein dengan sopan tapi tegas, biar mereka nggak tersinggung tapi tetap ngerti poin yang sahabat toro maksud. Selain itu, aktif listening juga penting banget jangan cuma nunggu giliran buat ngomong, tapi beneran dengerin keluh kesah mereka. Jadi, intinya, sahabat toro harus bisa adaptasi gaya komunikasi sesuai lawan bicara, entah itu bos, rekan kerja, atau karyawan yang lagi ada masalah.

Empati (Bisa Nyatuin Perasaan Orang Lain)

HRD tuh sering banget jadi tempat curhat karyawan, jadi empati tuh kunci banget! sahabat toro harus bisa merasakan apa yang orang lain rasakan, biar bisa ngasih solusi yang tepat. Misalnya, ada karyawan yang ngeluh burnout, jangan cuma kasih solusi generik kayak “Istirahat yang cukup, ya!” Tapi coba ngobrol lebih dalem, tanya kendalanya di mana, dan bantu cari jalan keluarnya. Empati juga bikin karyawan ngerasa dihargai, sehingga mereka bakal lebih loyal sama perusahaan. Ingat, guys, jadi HRD tuh nggak cuma sekadar ngikutin prosedur, tapi juga harus punya hati!

Baca Juga :  Mau Buat Surat Keterangan Kerja Untuk Karyawan Resign? Berikut Contoh Dan Point Yang Harus Di Cantumkan

Manajemen Waktu (Jago Atur Deadline & Nggak Suka Nundaan)

Sebagai HRD junior, bakal ada seabrek tugas yang harus diselesaikan dalam waktu singkat—ngurus payroll, interview kandidat, handle pengaduan karyawan, dan masih banyak lagi. Kalau sahabat toro nggak bisa manage waktu dengan baik, bisa-bisa kerjaan numpuk dan akhirnya malah stres sendiri. Tipsnya, gunakan tools kayak Google Calendar atau Trello buat nge-track deadline, prioritaskan tugas yang urgent, dan jangan suka menunda-nunda. Oh ya, belajar buat bilang “tidak” juga penting kalau memang workload udah kelewat batas. Jangan sampai karena pengen jadi people-pleaser, malah kerjaan sahabat toro berantakan!

Kemampuan Negosiasi (Bisa Ngalah-Ngalihin demi Win-Win Solution)

Sebagai HRD junior, sahabat toro bakal sering banget jadi “juru damai” di kantor entah itu negosiasi gaji sama kandidat, nyelesaiin konflik antar-karyawan, atau bahkan diskusi kebijakan sama manajemen. Kalo sahabat toro nggak punya skill negosiasi yang ciamik, bisa-bisa ujung-ujungnya ada yang ngambek, kecewa, atau malah situasinya makin ribet. Nah, biar sahabat toro nggak kelabakan, yuk simak tips jitu negosiasi ala HRD pro!

1. Empati Dulu, Baru Ngomongin Kepentingan

Sebelum nawarin solusi, sahabat toro harus paham dulu apa yang bikin pihak lain ngegas atau nggak setuju. Misalnya, pas ngadepin kandidat yang minta gaji gede, jangan langsung nolak mentah-mentah. Coba tanya:
“Boleh tau gak, kenapa angka segitu yang sahabat toro harapkan? Ada pertimbangan khusus?”
Dengan begini,sahabat toro bisa ngukur seberapa fleksibel perusahaan bisa kasih counter-offer, atau mungkin bisa nawarin benefit lain kayak bonus, fleksibilitas kerja, atau pelatihan.

2. Jangan Asal Ngalah, Tapi Jangan Keras Kepala Juga

Negosiasi yang bener tuh bukan soal menang-kalah, tapi cari jalan tengah yang bikin semua pihak cukup puas. Contoh kasus:

  • Karyawan minta naik gaji, tapi budget perusahaan lagi pas-pasan.

  • Solusinya? Bisa tawarin kenaikan bertahap, tambah tunjangan, atau bahkan kesempatan promosi di masa depan.

Intinya, jangan cuma ngasih “tidak”, tapi kasih alternatif yang masih bisa dinego.

3. Pake Data & Fakta, Bukan Cuma Perasaan

Kalo sahabat toro cuma bilang “Maaf, perusahaan nggak bisa kasih lebih” tanpa alasan jelas, ya wajar aja orang ngambek. Tapi kalo sahabat toro pake data market salary, pertimbangan budget perusahaan, atau kebijakan internal sebagai dasar negosiasi, argumen sahabat toro bakal lebih kuat. Misalnya:
*”Nih, kita liat range gaji untuk posisi sahabat toro di pasar itu sekitar 8-10 juta. Kita nawarin di 9 juta, plus ada benefit kesehatan premium. Gimana?”*

Baca Juga :  Pentingnya Grow Mindset Bagi Team, Cek Apa Itu Grow Mindset Dan Cara Menumbuhkan nya

4. Jangan Takut Bilang “Kita Coba Cari Solusi Lain”

Kadang negosiasi mentok, dan sahabat toro emang nggak bisa kasih apa yang diminta. Daripada maksa, mending bilang:
“Oke, aku paham concern sahabat toro. Aku akan diskusi lagi sama tim, nanti aku kabarin balik dalam 2 hari. Deal?”
Dengan begini, sahabat toro kasih kesan sahabatserius nyari solusi, bukan cuma ngeles.

5. Latihan “Closing” yang Smooth

Setelah nemu titik tengah, pastiin negosiasi berakhir dengan keputusan jelas dan komitmen kedua belah pihak. Contoh:
“Jadi, kita setuju ya gaji di angka 8,5 juta, tapi ada bonus performa tiap kuartal. Aku akan siapin kontraknya besok. Sahabat toro ada pertanyaan lagi?”

Jenis-jenis Negosiasi & Strateginya

Situasi Negosiasi Strategi Jitu Kalimat Ajaib
Kandidat minta gaji tinggi Bandingkan dengan market salary, tawarin benefit lain “Kita lihat range pasar segini, tapi kita bisa kasih benefit X…”
Karyawan ribut soal shift Cari jadwal alternatif yang adil buat semua “Gimana kalau kita rotasi shift biar lebih fair?”
Atasan nggak setuju sama usulan Siapkan data pendukung & contoh success story “Di perusahaan X, cara in

Adaptabilitas (Siap Hadapi Perubahan Kapan Aja)

Dunia kerja tuh dinamis banget—kebijakan berubah, sistem update, bahkan tiba-tiba ada masalah yang nggak terduga. Sebagai HRD junior, sahabat toro harus bisa beradaptasi dengan cepat. Jangan kaget kalau tiba-tiba diminta pake software HR baru atau harus handle krisis PHK karena kondisi perusahaan lagi nggak baik-baik aja. Fleksibilitas dan kemampuan buat belajar hal baru dengan cepat tuh kunci biar sahabat toro nggak ketinggalan zaman dan tetap produktif di segala situasi.

Kerja Sama Tim (Solid Bareng Rekan Kerja demi Tujuan Sama)

Sebagai HRD junior, sahabat toro nggak bakal bisa jalan sendirian harus kolaborasi sama divisi lain, mulai dari finance buat ngurus payroll, operasional buat atur shift, sampai manajemen buat bikin kebijakan baru. Kalo sahabat toro gagal jaga chemistry sama tim, kerjaan bisa berantakan, deadline molor, dan yang ada sahabat toro malah jadi sumber drama di kantor. Nah, biar sahabat toro bisa jadi team player yang disukai semua orang, simak tips jitu berikut!

1. Jangan Sok Jago Sendiri Teamwork Makes the Dream Work!

HRD tuh bukan one-man show, jadi musti bisa lepas ego dan terbuka sama ide orang lain. Contoh:

  • Pas bikin program training, ajak diskusi divisi terkait biar materinya relevan.

  • Kalo ada proyek besar kayak rekrutmen massal, bagi tugas sesuai strengths masing-masing.

“Bro’kan jago screening CV, gw handle interviewnya. Deal?”

Yang bikin tim solid:

  • Saling percaya – Nggak perlu micro-manage
  • Komunikasi terbuka – Jangan diem-diem nyimpan masalah
  •  Saling apresiasi – “Wih, presentasi sahabat tadi keren banget!”

2. Pahami Peran & Tanggung Jawab Masing-Masing

Kalo sahabat toro nggak jelas jobdesc sahabat toro apa atau tanggung jawab rekan sahabat toro di mana, bisa-bisa kerjaan dobel atau malah nggak keurus. Solusinya:

  • Buat RACI Matrix (Siapa yang Responsible, Accountable, Consulted, Informed)

  • Weekly sync meeting buat update progress

Baca Juga :  Kapan Perusahaan Butuh Akuntan Publik? Berikut Step By Step Untuk Persiapannya

Contoh RACI Sederhana:

Tugas HRD Junior HRD Senior Finance
Rekrutmen Karyawan Responsible Accountable Informed
Hitung Payroll Consulted Responsible

3. Jangan Jadi “Yes Man”  Berani Speak Up Tapi Tetap Respect

Kolaborasi yang sehat = bisa bedain antara “konflik” dan “diskusi produktif”.

  • Kalo nggak setuju, sampaikan dengan sopan:
    “Menurut gw, deadline 2 hari buat screening 100 CV agak mepet. Gimana kalau kita minta tambah waktu atau bagi ke 2 orang?”

  • Kalo ada masalah, jangan ghosting atau gosipin di belakang langsung bahas baik-baik!

4. Flexibility is Key Siap Bantu di Luar Jobdesc Kalau Perlu

Tim yang solid = saling backup ketika ada yang kewalahan. Misalnya:

  • Divisi operasional kebanjiran kerjaan? Bantu bikin jadwal shift.

  • Rekan HRD lagi sakit? Offer bantu handle payroll.

Tapi ingat: Jangan sampe kehabisan energi hanya karena pengen jadi “pahlawan”.

Ciri-ciri Tim yang Solid vs Tim Beracun

Tim Solid Tim Beracun
Komunikasi jujur & transparan Saling sindir, gosipin masalah
Saling mengisi kekurangan Saling lempar tanggung jawab
Rayakan kemenangan bersama Hanya fokus pada kesalahan orang

Ketekunan & Kesabaran (Jangan Cepet Nyerah!)

Ngadepin karyawan yang ribet atau sistem yang error tuh bikin emosi, tapi sebagai HRD, sahabat toro harus tetap sabar dan tekun. Misalnya, ketika ngurusin klaim asuransi karyawan yang prosesnya lama, jangan langsung nyerah atau marah-marah. Tetap follow up dengan baik dan cari solusi alternatif. Kesabaran juga diperlukan ketika menghadapi karyawan yang emosional jangan ikut terbawa emosi, tapi tetap tenang dan profesional.

Kecerdasan Emosional (Ngontrol Emosi & Baca Situasi)

HRD tuh sering banget berada di situasi yang emosional mulai dari ngurusin karyawan yang resign karena kesal, sampai handle konflik antar divisi. Kecerdasan emosional bikin sahabat toro  bisa ngontrol emosi sendiri sekaligus memahami perasaan orang lain. Jadi, sahabat toro nggak gampang tersulut atau bawa perasaan saat ada masalah. Selain itu, kemampuan baca situasi juga penting misalnya, kapan harus serius dan kapan bisa sedikit santai biar suasana nggak terlalu tegang.

Etika Kerja & Integritas (Jujur & Profesional di Segala Situasi)

Last but not least, integritas tuh nomor satu! HRD punya akses ke data sensitif kayak gaji, performance review, bahkan masalah pribadi karyawan. Jadi, sahabat toro harus bisa menjaga kerahasiaan dan nggak sembarangan bocorin info. Selain itu, etika kerja juga penting jangan suka nyontek absen, manipulasi data, atau janji sesuatu yang nggak bisa sahabat toro tepati. Percayalah, reputasi baik bakal bikin sahabat toro dihormati dan dipercaya sama semua orang di kantor.

Kemampuan Menangani Konflik

Skill Deskripsi Contoh Penerapan
Mediasi Bisa jadi penengah yang adil tanpa memihak. Ketika dua karyawan bertengkar, ajak diskusi terbuka dan cari solusi bersama.
Problem Solving Cepat analisis akar masalah dan cari solusi. Identifikasi penyebab konflik, lalu tawarkan opsi win-win solution.
Kontrol Emosi Tetap tenang meskipun situasi memanas. Saat ada karyawan marah, dengarkan dengan sabar tanpa ikut terbawa emosi.
Komunikasi Asertif Berbicara tegas tapi tetap sopan dan profesional. Tegur karyawan yang melanggar aturan tanpa membuatnya merasa diserang.
Negosiasi Mencari jalan tengah yang menguntungkan semua pihak. Atur ulang pembagian tugas tim yang sedang berselisih agar lebih adil.

Penutup Keahlian Soft Skill Yang Harus Di Miliki Untuk HRD Junior

Nah, itu dia deretan soft skill wajib buat sahabat toro para HRD junior biar bisa menjalankan tugas dengan baik dan tetap disukai banyak orang. Ingat, jadi HRD tuh nggak cuma soal ngikutin SOP, tapi juga tentang bagaimana sahabat toro berinteraksi dengan orang lain. Terus asah skill sahabat toro, jangan malas buat belajar hal baru, dan yang paling penting jaga integritas  sahabat toro di mana pun berada. Semangat jadi HRD keren yang bikin perusahaan makin maju!

 

 

Scroll to Top