TariToro – Sahabat Toro, di era digital kayak sekarang, nyari karyawan baru nggak melulu lewat koran atau job fair jadul. Sekarang, HR bisa pilih antara media sosial atau platform job portal kayak JobStreet. Tapi, mana yang lebih worth it? Yuk, kita bahas kelebihan & kekurangan masing-masing, plus strategi milih platform yang pas biar nggak salah pilih!
Rekrutmen Lewat Media Sosial: Keren Tapi Ada Risikonya
1. Kelebihan Rekrutmen Lewat Media Sosial
-
Jangkauan Luas & Gratis (Kalo Pake Cara yang Bener!)
-
Sahabat toro bisa posting lowongan di LinkedIn, Twitter, atau grup Facebook tanpa keluar biaya sepeser pun.
-
Pake hashtag kayak #LokerJakarta atau #HiringNow biar lebih gampang ditemuin sama calon pelamar.
-
Cocok buat startup atau UMKM yang budget tipis tapi mau dapet banyak applicant.
-
-
Bisa Kepoin Karakter Kandidat
-
Di JobStreet sahabat toro cuma liat CV doang, tapi di sosmed sahabat bisa stalk attitude calon karyawan.
-
Cek apakah dia suka nyebar hate speech, sering posting curhatan kerjaan lama, atau malah isi feed-nya inspiratif & profesional.
-
Jadi, sahabat toro bisa hindarin kandidat toxic sebelum interview.
-
-
Proses Cepat & Engagement Tinggi
-
Kandidat bisa langsung DM atau comment “Min, saya minat!” tanpa ribet daftar lewat form.
-
Cocok buat nyari freelancer atau part-time yang butuh proses instan.
-
Bisa juga pake fitur Instagram Story Poll buat screening awal.
-
-
Branding Perusahaan Lebih Relatable
-
-
Lewat sosmed, sahabat toro bisa kasih liat budaya kerja & vibe perusahaan lewat konten sehari-hari.
-
Misal, sahabat toro bisa posting “A Day at Our Office” biar calon karyawan tertarik sama lingkungan kerja sahabat.
-
2. Kekurangan Rekrutmen Lewat Media Sosial
-
Kandidat Kurang Serius (Banyak yang Cuma Iseng Apply)
-
Karena gampang banget apply-nya (tinggal comment atau DM), banyak yang nggak baca requirement tapi tetep ngajuin diri.
-
Sahabat toro bisa kebanjiran applicant nggak relevan, misal nyari desainer grafis tapi yang apply pada baru lulus SMA & nggak punya portfolio.
-
-
Screening Manual = Ribet!
-
Nggak ada sistem auto-filter kayak di JobStreet, jadi HR harus buka satu-satu CV yang dikirim lewat DM/email.
-
Kalo pelamarnya ratusan, bisa bikin pusing & makan waktu.
-
-
Risiko Privasi & Reputasi
-
Beberapa kandidat bisa kecewa kalo perusahaan kepo banget sama akun pribadinya.
-
Ada juga kasus HR nge-judge kandidat karena postingan politik/agama, yang sebenernya nggak relevan sama skill kerja.
-
-
Kurang Cocok buat Posisi Spesifik
-
Nyari Software Engineer atau Akuntan Senior lewat Instagram? Susah!
-
Sosmed lebih cocok buat creative jobs (social media admin, content creator) atau entry-level position.
-
Tips Biar Rekrutmen Lewat Sosmed Efektif
- Filter dengan Clear Brief cantumin syarat jelas di postingan biar yang apply nggak asal-asalan.
- Manfaatin LinkedIn & Facebook Groups lebih gampang nyarinya dibanding Instagram/TikTok.
- Jangan Kepo Berlebihan cek profile profesional aja, jangan sampe nyariin post jaman SMP.
Rekrutmen Lewat JobStreet: Lebih Profesional Tapi Ada Biayanya
1. Kelebihan Rekrutmen Lewat JobStreet
1. Database Kandidat Berkualitas & Terverifikasi
JobStreet punya jutaan profil pencari kerja yang udah dilengkapi CV, riwayat pendidikan, dan pengalaman kerja. Buat HR, ini memudahkan nyari kandidat dengan skill spesifik kayak software engineer, akuntan, atau manajer yang udah berpengalaman.
2. Fitur AI untuk Screening Otomatis
Nggak perlu ribet nyortir CV manual! JobStreet pake algoritma cerdas buat nyocokin kandidat dengan kriteria lowongan sahabat toro. Misal, kalo sahabat nyari digital marketer dengan skill Google Ads, sistem bakal otomatis filter pelamar yang relevan.
3. Jangkauan Luas Sampai ke Luar Negeri
JobStreet beroperasi di Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Singapura, dll.), jadi cocok buat perusahaan yang mau rekrut talenta internasional atau buka cabang di luar negeri.
4. Branding Perusahaan Lebih Kredibel
Sahabat toro bisa bikin company profile lengkap plus tunjukin benefit kayak flexible work, bonus, atau budaya kerja. Fitur ini bantu narik kandidat profesional yang cari stabilitas karir jangka panjang.
5. Fitur Pendukung Karir
JobStreet nyediain tips wawancara, salary guide, bahkan simulasi tes online buat kandidat. Buat HR, ini bisa jadi alat bantu buat ngevaluasi kandidat lebih objektif .
2. Kekurangan Rekrutmen Lewat JobStreet
1. Biaya Iklan yang Bisa Membengkak
Kalo mau lowongan sahabat toro muncul di halaman depan, harus bayar paket premium. Harganya bervariasi tergantung durasi dan prioritas tampil. Buat startup atau UMKM, ini bisa jadi pertimbangan budget.
2. Proses Rekrutmen Lebih Lama
Karena sistemnya formal, kandidat harus isi data lengkap dulu sebelum apply. Belum lagi tahap seleksi HR yang bisa makan waktu sampe 2 bulan buat panggilan interview.
3. Kompetisi Ketat Antar Perusahaan
Banyak perusahaan gede kayak multinational company (MNC) atau BUMN yang pasang iklan di JobStreet. Jadi, sahabat toro harus bikin deskripsi kerja yang eye-catching biar nggak kalah saing.
4. Keterbatasan Upload CV
Pencari kerja cuma bisa upload 1 CV di profil. Kalo mau apply ke posisi yang beda-beda (misal: content writer sekaligus social media admin), mereka harus ganti-ganti CV manual.
5. Kurang Cocok buat Posisi Informal/Freelance
JobStreet lebih fokus ke lowongan full-time atau kontrak panjang. Kalo sahabat toro nyari freelancer atau pekerja part-time buat proyek singkat, platform kayak JobStreet Express atau media sosial mungkin lebih efektif.
Tips Maksimalin JobStreet Buat Rekrutmen
- Gunakan Fitur SiVA Recruitment Center buat nyortir CV otomatis dan jadwal interview lebih efisien.
- Pasang Iklan dengan Deskripsi Detail cantumin key requirements kayak skill teknis atau sertifikasi biar kandidat nggak asal apply.
- Aktifkan Notifikasi biar nggak ketinggalan kandidat potensial yang baru apply.
Perbandingan: Media Sosial vs JobStreet
Aspek | Media Sosial (LinkedIn, IG, FB) | JobStreet |
---|---|---|
Biaya | Gratis (kecuali iklan berbayar) | Berbayar (mulai Rp300rb/bulan) |
Waktu Proses | Cepat (1-7 hari) | Lama (2-8 minggu) |
Jenis Posisi | Freelance/Kreatif/Entry-Level | Profesional/Specialist/Manager |
Kualitas Kandidat | Variatif (banyak yang iseng apply) | Terfilter & Berkualitas |
Fitur Screening | Manual (HR harus stalk satu-satu) | Otomatis dengan AI Matching |
Jangkauan | Luas tapi kurang terfokus | Spesifik ke pencari kerja serius |
Company Branding | Lebih casual & relatable | Lebih profesional |
Privasi Data | Risiko oversharing info pribadi | Aman & terproteksi |
Target Usia | Gen Z/Millennial (18-30 tahun) | Profesional (25-45 tahun) |
Best Untuk | • Posisi kreatif • Freelance • Startup |
• Posisi specialist • Perusahaan established • Rekrutmen massal |
Tips Pemilihan:
-
Butuh cepat & murah? → Pilih Media Sosial
-
Butuh kandidat berkualitas? → Pilih JobStreet
-
Budget cukup? → Kombinasikan keduanya untuk hasil maksimal!
Strategi Milih Platform yang Tepat
Gimana caranya milih antara media sosial atau JobStreet? Ini tipsnya:
1. Pertimbangan Utama Sebelum Milih Platform
1. Jenis Posisi yang Dibutuhkan
a. Pilih Media Sosial Kalo:
-
Lagi nyari freelancer/part-time (content creator, admin sosmed, dll).
-
Butuh kandidat dengan personal branding kuat (kayak influencer atau creative designer).
-
Lowongan buat generasi muda yang aktif di Instagram/TikTok.
b. JobStreet Kalo:
-
Lagi nyari full-time profesional (accountant, engineer, HR, dll).
-
Butuh kandidat dengan pengalaman & sertifikasi khusus.
-
Lowongan di industri formal (perbankan, konsultan, manufaktur).
2. Budget yang Sahabat Toro Punya
a. Media Sosial:
-
Mostly gratis (kecuali sahabat toro mau boost iklan).
-
Cocok buat startup/UMKM yang lagi hemat budget.
b. JobStreet:
-
Ada biaya premium listing (mulai dari ratusan ribu per bulan).
-
Worth it kalo sahabat toro butuh kandidat berkualitas tinggi.
3. Waktu & Proses Rekrutmen
a. Media Sosial:
-
Proses cepat (bisa dapet kandidat dalam hitungan hari).
-
Tapi screening manual = ribet kalo pelamarnya banyak.
b. JobStreet:
-
Proses lebih lama (karena sistem formal & tahap seleksi ketat).
-
Tapi hasil lebih terjamin kalo butuh kandidat jangka panjang.
4. Target Kandidat yang Mau Dicapai
a. Media Sosial:
-
Cocok buat gen Z/millennial yang aktif online.
-
Enggak efektif buat nyari kandidat senior yang jarang buka sosmed.
b. JobStreet:
-
Lebih tepat buat profesional usia 25+ yang serius cari kerja.
-
Kurang cocok buat freelancer atau pekerja lepas.
2. Strategi Hybrid: Kombinasi Sosmed + JobStreet
Buat yang pengen dapet yang terbaik dari dua dunia, bisa pake strategi campuran:
-
Gunakan JobStreet buat nyari kandidat full-time profesional.
-
Pakai LinkedIn/Instagram buat nyari talent kreatif atau part-time.
-
Screening via Google Form buat filter awal sebelum interview.
Hasilnya? Lebih banyak pilihan kandidat & proses lebih efisien!
Kesimpulan Melakukan Hire Karyawan Di Media Sosial Atau Jobstreet
Keduanya punya plus-minus masing-masing. Kalo ahabat toro mau cepat & gratis, media sosial bisa jadi pilihan. Tapi kalo ahabat toro pengen kandidat berkualitas & proses terstruktur, JobStreet lebih oke. Yang penting, sesuaikan sama jenis posisi, budget, dan waktu yang ahabat toro punya!
Gimana, udah mantep milih platform buat hire karyawan? Jangan lupa cek lagi kebutuhan perusahaan biar nggak salah langkah. Semoga rekrutmennya lancar, ya!