TariToro – Buat sahabat toro HRD yang masih stuck di zaman old cuma pakai LinkedIn buat liat-liat profil doang, sekarang saatnya upgrade skill! LinkedIn tuh bukan cuma buat nyari mantan atau stalk kandidat, tapi punya segudang fitur keren yang bisa bikin proses rekrutmen jadi lebih efisien, cepet, dan tentunya kekinian banget. Dari LinkedIn Job Posting sampe LinkedIn Analytics, semuanya bisa dipake buat bikin strategi HRD makin oke. Yuk, kita bahas satu per satu fitur-fitur LinkedIn yang wajib sahabat toro eksplor biar gak ketinggalan zaman!
LinkedIn Job Posting: Pasang Lowongan dengan Jangkauan Luas
1. Kenapa LinkedIn Job Posting Lebih Efektif?
1. Jangkauan Kandidat yang Lebih Spesifik
LinkedIn punya jutaan pengguna profesional dari berbagai industri. sahabat toro bisa target kandidat berdasarkan:
-
-
Lokasi (misal: cuma orang Jakarta atau remote worker dari seluruh Indonesia).
-
Skill & Keahlian (contoh: cari digital marketer yang jago SEO & Google Ads).
-
Pengalaman Kerja (filter berdasarkan entry-level, mid-level, atau senior).
-
Industri & Perusahaan (bisa cari kandidat yang pernah kerja di startup atau multinational company).
-
2. Auto-Recommend Kandidat yang Cocok
LinkedIn punya algoritma canggih yang bakal ngasih rekomendasi kandidat pas buat posisi yang sahabat toro buka. Jadi, nggak perlu stalking satu-satu profil orang LinkedIn udah siapin shortlist-nya!
3. Bisa Pasang Budget Sesuai Kebutuhan
Mau lowongan diliat lebih banyak orang? Bisa boost pakai Sponsored Job biar muncul di feed kandidat yang relevan. Sahabat toro bisa atur budget harian atau total, jadi nggak khawatir kebanyakan spend.
4. Branding Perusahaan Makin Kuat
Lowongan di LinkedIn nggak cuma sekadar info vacancy tapi juga kesempatan buat promosi budaya perusahaan, benefit, dan kesempatan karir. Kandidat bisa liat Company Page sahabat toro langsung dari postingan lowongan, jadi mereka bisa research dulu sebelum apply.
2. Tips Biar Lowongan Kamu Diliat Banyak Kandidat
- Judul yang Menarik, jangan cuma tulis “HRD Dibutuhkan”, tapi lebih spesifik kayak “HR Business Partner (Tech Startup) Flexible Remote Work“.
- Deskripsi Detail & Jelas, kasih info tanggung jawab, skill yang dicari, benefit, dan work culture.
- Gunakan Media Visual, tambahin gambar atau video singkat tentang kantor atau testimoni karyawan.
- Promote ke Jaringan, share lowongan ke timeline atau grup LinkedIn biar makin banyak yang liat.
LinkedIn Recruiter & Recruiter Lite: Senjata Rahasia Buat Nyari Kandidat Pro
1. Apa Bedanya LinkedIn Recruiter vs. Recruiter Lite?
Sebelum pilih, kenali dulu bedanya biar gak salah beli license:
Fitur | LinkedIn Recruiter (Full Version) | Recruiter Lite (Versi Simpel) |
---|---|---|
Harga | Lebih mahal (biasa dipake perusahaan besar) | Lebih terjangkau (cocok buat startup) |
Jumlah InMail | Unlimited (bebas kirim pesan) | Terbatas (~30 InMail/bulan) |
Advanced Search | Filter super detail (skill, perusahaan, dll) | Filter dasar (masih cukup buat cari kandidat) |
Talent Pipeline | Bisa bikin project & track kandidat | Fitur tracking lebih sederhana |
Collaboration Tools | Bisa bagi project dengan tim HR | Fokus ke individual recruiter |
Kesimpulan:
-
Kalau tim HRD gede & butuh fitur lengkap → LinkedIn Recruiter.
-
Kalau cuma 1-2 orang & budget terbatas → Recruiter Lite udah cukup!
2. Gimana Cara Kerjanya? Fitur-Fitur Keren yang Bikin HRD Lebih Produktif
1. Boolean Search: Nyari Kandidat Pakai “Kode Rahasia”
Gak mau ketemu kandidat yang not relevant? Pakai Boolean Search (kombinasi kata kunci pake AND, OR, NOT). Contoh:
-
(Digital Marketing OR "Social Media") AND (Google Ads OR Meta Ads) NOT "Freelance"
→ Buat nyari digital marketer yang jago iklan. -
("Software Engineer" AND Python) AND (Jakarta OR "Bandung")
→ Nyari programmer Python di area Jabodetabek.
2. InMail: Kirim Pesan ke Siapa Aja Meski Gak Connected
Masalah klasik HRD: nemu kandidat bagus, tapi gak bisa DM karena gak connected. Solusinya? InMail!
-
Bisa kirim pesan langsung ke kandidat pasif (yang gak aktif nyari kerja).
-
Tingkat response rate-nya tinggi karena pesan masuk ke inbox utama, bukan notification biasa.
Tips biar dibales:
-
Jangan kayak template spam! Personalisasi pesan, misal:
“Hi [Nama], aku liat skill React.js di profil kamu keren banget! Lagi cari frontend developer buat tim produk kita. Boleh diskusi lebih lanjut?”
3. Project & Talent Pipeline: Atur Kandidat Kayak Proyek
Bingung ngatur kandidat dari berbagai hiring stage? Fitur Project bantu track kandidat dari:
-
Lead (baru ditemukan) → Contacted (udah dikirim InMail) → Interview → Hired.
Bisa juga kasih notes biar tim HR lain tahu progress-nya.
4. Saved Searches & Alerts: Auto-Notify Kalau Ada Kandidat Baru
Gak mau ketinggalan kandidat fresh? Simpan search criteria dan aktifin alert—nanti LinkedIn bakal kirim notif kalo ada profil baru yang match!
3. Strategi Jitu Buat Hunting Kandidat Pakai LinkedIn Recruiter
1. Cari Kandidat Pasif, Gunakan filter “Open to Work” atau cari orang dengan skill langka yang jarang update profil.
2. Manfaatin Alumni Network. Cari kandidat dari kampus tertentu pake filter “School” (contoh: UI, ITB, Binus).
3. Lirik Kompetitor, Cari eks-karyawan perusahaan saingan pake “Past Company” (misal: ex-Gojek, ex-Tokopedia).
4. Pakai Skill Assessments sebagai Filter, Prioritaskan kandidat yang udah punya LinkedIn Skill Badges (misal: Python, Project Management).
LinkedIn Talent Insights: Data-Driven Hiring biar Gak Asal Tebak
1. Apa Itu LinkedIn Talent Insights?
Fitur premium LinkedIn yang nyediain market intelligence buat HRD, kayak:
-
Supply & Demand Talent: Daerah mana yang banyak tech talent, atau industri apa yang lagi shortage.
-
Perbandingan Perusahaan: Gaji kompetitor, employee growth, sampai hiring trends-nya.
-
Skill Trends: Skill apa yang lagi banyak dicari (contoh: AI, Data Science, atau Digital Marketing).
-
Universitas & Alumni: Kampus mana yang paling banyak lulusan qualified di bidang tertentu.
Intinya, ini kayak Google Trends tapi khusus dunia HR bisa bikin strategi hiring ngetrend juga!
2. Gimana Cara Pakainya? Simulasi Kasus Biar Jelas!
a. Contoh Kasus 1: Mau Hire Software Engineer di Jakarta
-
Cek Talent Supply:
-
Ternyata di Jakarta ada 15.000+ software engineer, tapi 60% udah kerja di perusahaan lain.
-
Artinya: Competition is tough! Harus adjust strategi, misal:
-
Tawarin remote work biar bisa jangkau kandidat luar Jakarta.
-
Naikin budget gaji karena pasar kompetitif.
-
-
-
Liat Skill yang Lagi Diminati:
-
Data LinkedIn nunjukkin Go, Rust, dan Kubernetes lagi naik daun.
-
Padahal di tim masih fokus hire yang bisa Java & PHP.
-
Solusi: Upskilling tim atau buka lowongan untuk skill baru itu.
-
-
Bandarin Gaji Kompetitor:
-
Rata-rata gaji backend engineer di startup Jakarta: Rp18-25 juta.
-
Kalau perusahaan cuma nawarin Rp15 juta, ya jangan heran kalo pada ghosting!
-
b. Contoh Kasus 2: Perlu Bangun Tim Data Science dari Nol
-
Cek Talent Pool:
-
Di Indonesia, talent data science hanya 5.000 orang (sedangkan demand tinggi).
-
Solusi:
-
Consider hire fresh grad dan train internal.
-
Cari kandidat dari kampus yang kuat di data (contoh: ITB, UI).
-
-
-
Liat Perusahaan Lain:
-
Startup fintech & e-commerce udah pada hire data scientist 2x lipat tahun ini.
-
Artinya: Harus cepet move sebelum kandidat top keburu diambil!
-
3. Fitur-Fitur Kunci yang Wajib Dicoba
1.Talent Pool Analytics:
-
Hitung berapa banyak kandidat tersedia di suatu lokasi/industri.
-
Misal: “Banyak UX Designer di Bandung, tapi sedikit di Medan.”
2. Company Benchmarking:
-
Bandingin employee growth, attrition rate, dan hiring trends dengan kompetitor.
-
Contoh: “Perusahaan X hire 50% lebih banyak sales bulan ini. Kita ketinggalan!”
3. Skill Gap Analysis:
-
Identifikasi skill yang kurang di tim vs. yang lagi high demand.
-
Misal: Tim marketing masih jago organic social, tapi kurang di paid ads.
4. Geographic Talent Heatmap:
-
Lihat daerah mana yang talent-nya banyak (buat pertimbangan buka kantor cabang).
4. Strategi Jitu Pake LinkedIn Talent Insights
1. Hiring Timeline yang Tepat:
-
Data LinkedIn bisa kasih tau kapan hiring season di industri tertentu (contoh: tech hiring sering naik di Q1).
2. Employer Branding yang Tepat Sasaran:
-
Kalau kompetitor pada nawarin flexible remote, tapi perusahaanmu masih WFO 5x seminggu, ya siap-siap kalah saing!
3. Negosiasi Gaji Lebih Percaya Diri:
-
Gak perlu nebak-nebak market rate. Tinggal tunjukin data LinkedIn ke manajemen: “Nih, rata-rata gaji DevOps di Jakarta segini!”
4. Hindarin Talent Shortage:
-
Kalau data nunjukkin talent pool-nya sedikit, segera build pipeline (misal: kerja sama dengan bootcamp/kampus).
LinkedIn Skill Assessments: Tes Skill Kandidat Tanpa Interview Panjang
1. Apa Itu LinkedIn Skill Assessments?
Fitur tes skill gratis di LinkedIn (yes, free!) yang memungkinkan:
-
Kandidat mengikuti tes singkat (15-30 menit) untuk membuktikan keahlian mereka.
-
HRD melihat hasil tes di profil kandidat (skill badge) buat fast-track screening.
Ada 100+ jenis tes mulai dari hard skill (Python, Excel, Digital Marketing) sampai soft skill (Communication, Leadership).
2. Gimana Cara Kerjanya? Simulasi 2 Arah!
1. Untuk Kandidat: Tes Kilat, Dapet Badge Keren
-
Kandidat klik tombol “Take skill quiz” di bagian Skills profil LinkedIn.
-
Ngerjain 15-20 soal pilihan ganda (contoh: tes Excel bisa nanya rumus VLOOKUP atau PivotTable).
-
Kalau lulus (>70% benar), dapet verified skill badge yang muncul di profil.
Manfaat buat kandidat:
-
Profilnya lebih eye-catching buat recruiter.
-
Bisa pamer “Aku beneran jago, nih!” tanpa perlu ngomong panjang lebar.
2. Untuk HRD: Filter Kandidat Lebih Cepat
-
Pas sourcing, langsung cari kandidat yang punya skill badge relevan.
-
Contoh:
-
Mau hire graphic designer? Cari yang udah lulus tes Adobe Photoshop.
-
Butuh accountant? Prioritaskan yang punya badge QuickBooks.
-
Manfaat buat HRD:
-
Hemat waktu, Gak perlu tes ulang kandidat yang udah verified.
-
Kurangi bias, Penilaian objektif berdasarkan hasil tes, bukan sekadar “wah kelihatan smart nih”.
-
Kandidat lebih qualified, Yang apply biasanya lebih pede karena skill-nya udah terbukti.
3. Daftar Skill Paling Populer (Yang Sering Dicari HRD)
Kategori Skill | Contoh Tes yang Tersedia | Relevan untuk Posisi |
---|---|---|
Tech/Programming | Python, JavaScript, SQL, AWS | Software Engineer, Data Analyst |
Digital Marketing | Google Ads, SEO, Social Media Marketing | Digital Marketer, Content Creator |
Design | Adobe Photoshop, UI/UX Design | Graphic Designer, Product Designer |
Business Tools | Excel, PowerPoint, Project Management | Finance, Consultant, Project Manager |
Soft Skills | Communication, Leadership | Manager, Sales, HR |
4. Tips Jitu Buat HRD
1. Cantumkan di Job Description
-
“Prefer kandidat dengan LinkedIn Skill Badge di [skill tertentu].”
-
Contoh: “Kalo kamu udah lulus tes Python di LinkedIn, langsung mention di CV ya!”
2. Gunakan Filter “Skill Assessments”
-
Pas pake LinkedIn Recruiter, aktifin filter “Has Skill Assessment” biar cuma muncul kandidat yang udah verified.
3. Jangan 100% Andalkan Badge
-
Tetap cek pengalaman kerja & portofolio—skill badge adalah pelengkap, bukan satu-satunya patokan.
4. Dorong Karyawan Existing buat Tes Juga
-
Biar tau skill gap di tim dan bisa rencanakan training.
5. FAQ Seputar LinkedIn Skill Assessments
1. Apakah kandidat bisa cheat?
-
Tes ini time-bound (ada timer) dan soal acak. Bisa sih nyontek, tapi bakal ketauan pas interview teknis!
2. Bagaimana kalau kandidat gagal?
-
Bisa retry setelah 3 bulan. Tapi hasil gagal nggak kelihatan di profil.
3. Apakah tes ini menggantikan interview teknis?
-
Nggak! Tapi bisa jadi first-layer screening buat eliminasi kandidat yang ngaku-ngaku jago.
LinkedIn Company Page: Branding Perusahaan biar Makin Dicari
1. Buka Rahasia: Company Page Itu CV-nya Perusahaan
Bayangin kalo LinkedIn Company Page itu seperti CV digital perusahaan. Kandidat jaman now pasti:
-
Stalk Company Page SEBELUM apply
-
Nilai budaya kerja lewat konten
-
Bandingin benefit dengan kompetitor
Fakta brutal:
-
75% kandidat riset perusahaan di LinkedIn sebelum apply
-
Company Page yang aktif dapat 5x lebih banyak applicant
2. Jurus Jitu Bangun Company Page Anti Medioker
1. Profil yang Bikin Klepek-Klepek
-
Banner: Jangan asal pasang foto kantor! Buat desain kreatif yang nyeritakan “why join us”
Contoh:-
Startup tech: “Here, we break codes & coffee limits”
-
Konsultan: “Where your ideas meet our execution rocket “
-
-
About Section:
Ganti deskripsi kaku dengan storytelling ala Gen Z:“Kami nggak sekedar perusahaan – kami gerakan! Setiap hari, tim kami ngoding sambil ketawa, meeting sambil makan indomie, dan bikin produk yang beneran solve real problems. Cari tempat kerja yang nggak toxic? You’re homepage material!”
2. Konten yang Bikin Betah Scroll
Content Mix Formula:
-
40% Company Culture (foto/video kegiatan tim)
-
30% Industry Insights (positioning sebagai expert)
-
20% Job Teasers (lowongan dikemas kreatif)
-
10% Employee Spotlight
Conten Keren yang Bisa Dicoba:
-
“Day in the Life” Series: Video 60 detik aktivitas kerja
-
“Meet the Team” Quotes: Foto karyawan + quote lucu
-
“Myth vs Fact”: Bantah mitos seputar industri
3. Career Page = Tinder Profile Perusahaan
Bikin bagian “Life at [Company]” dengan:
✅ Foto tim yang authentic (bukan cuma foto formal)
✅ Testimoni video 30 detik dari berbagai level
✅ Benefit unik yang bikin iri
Contoh:
-
“Unlimited sick leave (yes, mental health days count!)”
-
“WFH dari mana aja bahkan dari Bali!”
4. Employee Advocacy Program
Dorong karyawan untuk:
-
Follow Company Page
-
Share postingan ke network mereka
-
Tambahkan company hashtag di bio
Contoh: #LifeAt[PerusahaanKamu]
Pro Tip: Buat challenge bulanan dengan hadiah untuk karyawan yang paling aktif promote
5. Analytics = Senjata Rahasia
Pantau metrik penting:
- Postingan dengan engagement tertinggi
- Demografi pengunjung page
- Waktu terbaik untuk posting
Tools Gratis: LinkedIn Page Analytics
6. Job Posting yang Bukan Sekedar “Kami Buka Lowongan”
Format kreatif untuk posting lowongan:
-
“BTS: Behind The Scenes [Posisi]”
-
“5 Alasan Kamu Cocok Jadi [Posisi] di Sini”
-
“Kami Butuh [Posisi] yang Bisa [Skill Unik]”
7. Kolaborasi dengan Influencer Industri
Tag atau collaborate dengan:
-
LinkedIn influencer di bidangmu
-
Alumni perusahaan yang sukses
-
Partner bisnis
3. Template Konten 1 Bulan
Minggu | Jenis Konten | Contoh Ide |
---|---|---|
1 | Culture | Video “A Day in Our Office” |
2 | Employee Spotlight | “Meet Our Youngest Team Lead” |
3 | Industry Insight | “2025 Trend Report by Our Team” |
4 | Job Teaser | “Pssst… We’re Hiring These 3 Roles!” |
LinkedIn Groups: Komunitas Rahasia HRD untuk Hunting Talenta & Berbagi Ilmu
1. Kenapa LinkedIn Groups Masih Relevan di 2025?
1. Komunitas Lebih Spesifik (No More Grup Sampah)
-
LinkedIn sekarang otomatis hapus grup tidak aktif
-
Grup topik niche makin banyak (contoh: Web3 Talent Indonesia, AI Product Managers Asia)
-
Fitur “Grup Rekomendasi” lebih akurat berdasarkan aktivitasmu
Contoh grup kekinian 2025:
-
Remote Work Revolution: Hiring Beyond Borders
-
Climate Tech Career Hub
-
HR 5.0: Future of Hiring with AI
2. Sumber Talenta Pasif Terbaik (Lebih Efektif dari Job Posting!)
-
68% profesional enggak aktif cari kerja tapi rutin diskusi di grup
-
Bisa langsung connect dengan anggota grup tanpa perlu InMail
-
Fitur baru “Top Contributors” memudahkan identifikasi expert
3. AI-Powered Matching (Beda dengan 2020-an!)
-
LinkedIn sekarang pakai AI untuk:
-
Saran grup sesuai interest & kebutuhan karir
-
Saran anggota yang cocok dihubungi
-
Filter diskusi relevan berdasarkan keyword
-
4. Live Audio Events Eksklusif
-
Grup premium sering adakan LinkedIn Live Audio khusus anggota:
-
Q&A dengan industry leader
-
Virtual hiring mixer
-
Sharing session perusahaan
-
5. Data Insights Langsung dari Lapangan
-
Grup jadi sensor tren gaji & skill real-time:
-
“Berapa salary range Data Scientist di Jakarta 2025?”
-
“Skill apa yang paling dicari di industri renewable energy?”
-
6. Alternatif LinkedIn Recruiter (Versi Gratisan!)
-
Advanced search dalam grup:
-
Filter anggota berdasarkan:
-
“Open to work” status
-
Tahun pengalaman
-
Perusahaan sebelumnya
-
-
7. Branding Personal HRD
-
Aktif di grup bikin kamu:
-
Dikenal sebagai expert (bisa dapet inbound job offer!)
-
Lebih mudah approach kandidat (“Oh kamu yang sering bagi insight HR ya!”)
-
2. Strategi Jitu Memanfaatkan LinkedIn Groups buat HRD
1. Join Grup yang Tepat (Jangan Asal Klik!)
Cari grup dengan:
- Topik spesifik, contoh: Tech Talent Indonesia, HR Professionals Asia)Anggota aktif (lihat jumlah diskusi per minggu)
- Moderator ketat (biar gak penuh spam lowongan)
Contoh Grup Rekomendasi:
-
Recruiters & HR Professionals Network
-
Indonesia Digital Talent Pool
-
Startup Founders & Talent Indonesia
2. Jangan Langsung Jualan! Bangun Kredibilitas Dulu
-
Bantu jawab pertanyaan terkait HR/rekrutmen
-
Share insight tentang tren industri
-
Post konten bermanfaat, contoh: “5 Kesalahan Saat Interview Tech Talent”
Baru setelah punya trust, bisa sisipkan info lowongan dengan gaya:
“Buat yang tertarik explor opportunity di bidang fintech, kita lg cari [posisi]. Boleh DM ya!”
3. Manfaatkan Fitur Pencarian dalam Grup
-
Cari keyword, misal: “Python 3 tahun experience”
-
Filter anggota berdasarkan lokasi/industri
-
Pantau top diskusi untuk identifikasi talenta berpengaruh
4. Buat Grup Sendiri (Kalau Berani!)
Keuntungan punya grup sendiri:
-
Bisa atur rules, contoh: “Hanya boleh posting lowongan di hari Jumat”
-
Positioning sebagai expert
-
Direct access ke anggota
Tips naming grup:
Gunakan kata kunci yang sering dicari, contoh:
-
Digital Marketing Professionals Indonesia
-
Women in Tech Career Network
5. Pakai Grup untuk Employer Branding
-
Share budaya kerja (bukan cuma lowongan)
-
Tampilkan testimoni karyawan
-
Post event virtual perusahaan
3. Daftar Aksi “30 Menit per Minggu” untuk Optimalisasi LinkedIn Groups
Waktu | Aktivitas | Contoh |
---|---|---|
5 menit | Scan diskusi terbaru | Cari topik yang relevan dengan kebutuhan hiring |
10 menit | Engage dengan komentar | Tambahkan insight di thread tentang remote work policy |
10 menit | Cari talenta pasif | Search anggota dengan keyword “data scientist” |
5 menit | Post konten/value | Share artikel “How to Ace Tech Interview in 2024” |
4. Kesalahan Fatal yang Harus Dihindari
- Spam lowongan, Bakal dianggap annoying dan bisa dikick dari grup
- Ngepoin kompetitor, Jangan terlalu obvious saat riset
- Gak konsisten, Sekali-sekali muncul gak akan bermanfaat
LinkedIn Content & Engagement Tools: Bangun Employer Branding
1. Fitur Konten LinkedIn 2025 Paling Ngetren
Fitur | Deskripsi | Tips Biar Makin Efek |
---|---|---|
AI-Powered Content Suggestions | LinkedIn sekarang punya AI generator yang bisa kasih ide konten auto-magic berdasarkan tren industri & engagement sebelumnya. Cocok buat yang suka mentok ide! | Pake fitur ini buat bikin content calendar 1 bulan sekaligus. Tinggal pilih topik, terus generate ga perlu overthinking! |
360° Virtual Office Tours | Fitur kolab sama Meta bikin calon kandidat bisa explore kantor pake VR. Bisa klik spot-spot keren kayak pantry, ruang meeting, atau game corner! | Rekam tur kantor pake kamera 360°, kasih teks clickable biar interaktif. Contoh: “Swipe left buat liat spot favorit tim buat nongkrong!” |
Short-Form Video (Under 90 Detik) | Video singkat (kayak TikTok) sekarang king di LinkedIn! Engagement-nya 5x lebih tinggi daripada post biasa. | Bikin video trending kayak: “Day in the Life of [Posisi]” atau “Hot Seat Interview with CEO”. Jangan lupa kasih subtitle biar bisa ditonton tanpa suara! |
Interactive Polls & Quizzes | Polling bukan cuma buat fun, tapi bisa jadi alat riset gaji & benefit. Misal: “Pilih benefit favoritmu: WFH 100% atau Free Gym Membership?” | Post polling di hari Rabu/Jumat (engagement tinggi). Follow-up hasilnya pake infografis keren biar makin worth it! |
Employee-Generated Content (EGC) Challenges | Dorong karyawan bikin konten real kayak “A Day in My Role” atau “Why I Stay”. Lebih relatable daripada corporate post! | Kasih hadiah bulanan buat konten terbaik (misal: “Best Story Award”). Hasilnya bisa dipake buat career page! |
LinkedIn Live Audio Rooms | Ngobrol real-time sama CEO/tim lewat audio. Bisa buat AMA (Ask Me Anything) atau bahas tren industri. | Promosiin jadwal live di Story & DM ke kandidat potensial. Rekam trus repurpose jadi podcast snippet! |
Dynamic Job Ads | Iklan lowongan yang auto-adapt sesuai profil viewer. Misal: kalo diliat malem, muncul pesan “Kami support work-life balance!” | Pake gambar & teks yang eye-catching. Contoh: “Cari kerja yang gak bosenin? Kita ada No-Meeting Fridays lho!” |
Bonus Tips biar Konten Makin Nendang
- Hook di 3 Detik Pertama – Kandidat scroll cepat, jadi buka dengan pertanyaan atau statement bold. Contoh: “Bosan kerja di perusahaan toxic? Kita beda!”
- Pakai AI Tools – Kayak Descript (edit video pake teks) atau Taplio (auto-schedule post) biar hemat waktu .
- Kolaborasi sama Karyawan – Tag tim di post biar jangkauan makin luas. Misal: “Meet our Tech Team yang bikin produk keren ini!
2. LinkedIn Engagement Tools Terbaru 2025
Tool | Fungsi | Contoh Kreatif |
---|---|---|
Smart Comment Suggestions | AI sarankan komentar relevan di post orang | Auto-detect post tentang keseimbangan kerja, kasih komentar “Di perusahaan kami ada No-Meeting Fridays lho!” |
Content Calendar | Auto-schedule posting + prediksi waktu terbaik | Atur 1 bulan konten sekaligus |
Employee Advocacy Dashboard | Lacak sebaran konten karyawan | Kompetisi antar departemen |
Sentiment Analysis | Deteksi emosi komentar tentang perusahaan | Cepat tanggapi kritik konstruktif |
3. Strategi Konten Viral ala 2025
-
“Sneak Peek” Series
-
“Behind the Code” (tim developer lagi brainstorming)
-
“Project Teaser” (tunjukkan produk belum launch)
-
-
Meme Marketing
-
“When the candidate has 100% match with our values” (foto tim senang)
-
“Monday Mood: Tapi kantor ada es kimino gratis”
-
-
Hyper-Personalized DM
-
Pakai data LinkedIn untuk kirim pesan spesifik:
“Kami liat skill AI-mu keren! Lagi coba bikin tim AI Ethics nih…”
-
-
Trendjacking
-
Ikutin tren viral (contoh: “Team kami versi Barbie vs Oppenheimer”)
-
-
Interactive Storytelling
-
“Choose Your Own Adventure” style post:
“Apa yang akan kamu lakukan sebagai Product Manager kita hari ini? Pilih opsi di comment!”
-
4. Action Plan 30 Hari
Minggu | Fokus | Contoh Eksekusi |
---|---|---|
1 | Optimasi Profile | Update banner VR, buat 5 AI-generated post ideas |
2 | EGC Campaign | Launch challenge “A Day in My Role” ke karyawan |
3 | Live Engagement | Host Audio Room tentang “Future of Work” |
4 | Analytics Review | Identifikasi 3 tipe konten terbaik, double down |
LinkedIn Analytics: Pantau Performa Rekrutmen
1. Fitur LinkedIn Analytics Paling Powerful
Fitur | Fungsinya | Cara Maximize |
---|---|---|
Visitor Analytics | Ngintip siapa aja yang nge-stalk company page (kandidat, kompetitor, atau malah calon investor?) | Bandingin traffic sebelum vs sesudah campaign employer branding |
Follower Growth | Lacak pertumbuhan follower (talent pool potensial!) | Cek konten apa yang bikin follower nambah drastis, terus duplikin |
Engagement Rate | Ngukur se-viral apa post lo (like, comment, share) | Identifikasi top 3 konten terbaik, terus bikin konten sejenis |
Job Posting Performance | Liat berapa banyak yang liat vs apply lowongan | Kalo view tinggi tapi apply dikit, mungkin judul/deskripsi kurang menarik |
Talent Pipeline Metrics | Lacak pergerakan kandidat di setiap tahap hiring | Cek tahap mana yang paling banyak drop-off (misal: tes teknis) |
Pro Tips Biar Data Nggak Cuma Jadi Angka Doang
-
Bandingin Data Kompetitor
-
Pake benchmark industry standar (misal: engagement rate 2-5% itu udah oke)
-
-
Auto-Report ke Bos
-
Jadikan PDF mingguan/bulanan biar keliatan proactive
-
-
A/B Testing Konten
-
Posting jam & format beda, liat mana yang lebih ngetop
-
-
Integrasi dengan ATS
-
Hubungkan data LinkedIn dengan sistem tracking kandidat
-
2. Actionable Insight dari Data LinkedIn
-
Kalo visitor banyak tapi apply dikit?
→ Mungkin career page kurang menarik atau benefit kurang ke-highlight -
Engagement tinggi di video “Day in the Life”?
→ Bikin lebih banyak konten real-life culture -
Lowongan tech banyak view tapi sedikit apply?
→ Bisa jadi salary range kurang kompetitif
LinkedIn Alumni Tool: Manfaatkan Jaringan Alumni Kampus
1. Apa Itu LinkedIn Alumni Tool?
Fitur gratis LinkedIn buat explore ribuan alumni dari kampusmu (atau kampus lain!) berdasarkan:
-
Perusahaan mereka kerja
-
Posisi kerja
-
Lokasi
-
Skill yang dimiliki
-
Tahun lulus
Fakta Keren:
-
Bisa dipake meski bukan alumnus kampus tersebut
-
Ada data 23.000+ kampus & universitas worldwide
2. Manfaat Utama LinkedIn Alumni Tool
1. Dapetin Referral ke Perusahaan Impian
-
Filter alumni yang kerja di perusahaan target (contoh: Google, Traveloka).
-
Manfaatin shared background buat approach:
“Hai [Nama], aku liat kamu alumni [Kampus] dan sekarang di [Perusahaan]. Boleh sharing tips masuk kesini?”
2. Riset Gaji & Kultur Perusahaan
-
Cek alumni dengan posisi serupa buat estimate range gaji.
-
Tanya langsung ke mereka soal work-life balance atau team culture.
3. Mentorship dari Senior
-
Cari alumni dengan karir inspiratif (contoh: dari fresh grad jadi VP dalam 5 tahun).
-
Ajakin coffee chat virtual pakai template:
*”Aku tertarik sama karir kamu di [Industri]. Boleh minta 15 menit buat sharing journey-nya?”*
4. Bangun Jaringan Sebelum Lulus
-
Buat mahasiswa: stalk alumni yang kerja di dream role buat tau skill yang wajib dipelajari .
5. Boomerang Hiring
-
Buat HRD: Rekrut balik mantan karyawan yang udah upskill di perusahaan lain .
3. Cara Pakai LinkedIn Alumni Tool: Step-by-Step
1. Akses Fiturnya
-
Klik “My Network” → “Find Alumni”
-
Atau langsung buka:
linkedin.com/alumni
3
2. Filter Sesuai Kebutuhan
Contoh kombinasi filter:
-
“Where they work”: GoTo Group
-
“What they do”: Product Manager
-
“Where they live”: Jakarta 5
3. Hubungi Alumni dengan Personal Approach
-
Jangan spam! Kirim pesan personalized kayak gini:
“Hai [Nama], aku [Nama], juga alumni [Kampus]. Aku lg explore karir di [Industri] dan tertarik sama perjalanan kamu. Boleh aku minta insight?” 4
4. Follow Up & Jaga Relasi
-
Kasih update setelah dapet tips dari mereka (contoh: “Makasih sarannya, aku akhirnya dapet internship di [Perusahaan]!”).
4. Template Pesan buat Alumni
Tujuan | Contoh Pesan |
---|---|
Minta Referral | “Hai [Nama], aku lg apply ke [Perusahaan] sebagai [Posisi]. Boleh aku minta saran buat strengthen aplikasi aku?” |
Informational Interview | *”Aku pengen switch karir ke [Industri]. Boleh aku pick your brain 15 menit soal must-have skills di bidang ini?”* |
Mentorship | “Karir kamu di [Role] sangat inspiring! Apa aku boleh connect dan diskusi career path sesekali?” |
Tips Tambahan biar Makin Efektif
- Optimasi Profil LinkedIn dulu biar alumni gak rabu connect.
- Grup Alumni Kampus: Join grup LinkedIn khusus alumni buat dapet info lowongan exclusive.
- Pakai Fitur “How You’re Connected” buat cari alumni yang punya mutual connection denganmu.
LinkedIn Events: Virtual Career Fair & Webinar
1. Manfaat LinkedIn Events buat Rekrutmen
-
Jangkau Global Tanpa Ribet
-
Bisa nyambung sama kandidat dari berbagai kota bahkan negara tanpa keluar kantor.
-
Contoh: Prospanica Virtual Career Fair ngumpulin ribuan talenta dari berbagai background.
-
-
Lebih Hemat Budget
-
Gak perlu bayar venue, transportasi, atau akomodasi kayak career fair konvensional.
-
-
Data-Driven Recruitment
-
Bisa lacak metrik kayak jumlah peserta, engagement, sampai konversi ke aplikasi.
-
-
Tingkatkan Employer Branding
-
Webinar atau virtual booth bisa jadi ajang promosi budaya perusahaan.
-
-
Fleksibel & Bisa Diulang
-
Rekaman event bisa dipake buat konten follow-up atau bahan onboarding.
-
2. Bedah Fitur LinkedIn Events
1. Virtual Career Fair
-
Fitur Keren:
-
Customizable company booth dengan info lowongan.
-
*1-on-1 video/text chat* sama recruiter.
-
Live presentations buat perkenalkan perusahaan.
-
-
Contoh Sukses:
-
Hong Kong Talent Engage Fair yang ngumpulin perusahaan kayak Deloitte dan HSBC.
-
ADGM Virtual Career Event dengan 10.000+ pendaftar.
-
2. Webinar & LinkedIn Live
-
Keunggulan:
-
Bisa dapet 7x lebih banyak engagement dibanding post biasa.
-
Topik bisa disesuaiin (e.g., “Tips Masuk Industri Tech” atau “AMA with CEO”).
-
-
Tips:
-
Integrasi sama Zoom buat livestream lebih smooth.
-
Kasih free resource (e.g., template CV) buat peserta.
-
3. Langkah-Langkah Sukses Gelar LinkedIn Events
Sebelum Event
1. Tentukan Tujuan: Mau hire langsung, branding, atau riset talenta? .
2. Desain Booth/Webinar Kreatif:
-
Pakai banner menarik + list benefit kerja di perusahaan sahabat toro.
-
Siapin elevator pitch 60 detik buat tim recruiter.
Promosi Gencar: -
Posting di Company Page, grup alumni, atau kirim InMail ke kandidat potensial.
Saat Event
Jaga Energi:
-
Tim recruiter harus aktif di chat dan siap jawab pertanyaan transparent (e.g., soal gaji atau budaya kerja).
Manfaatin Fitur Interaktif: -
Polling (“Skill apa yang paling dicari di tim kami?”) .
-
Live Q&A biar peserta engaged.
Setelah Event
Follow-Up Cepat:
-
Kirim email ke peserta yang engage dengan info lowongan atau link aplikasi.
Analisis Data: -
Cek metrik LinkedIn (e.g., berapa yang apply setelah event).
4. Ide Konten untuk Virtual Career Fair & Webinar
Jenis Konten | Contoh |
---|---|
Company Culture | Video “Day in the Life” karyawan |
Skill Workshop | “Crack the Case Study Interview” by hiring manager |
Industry Trends | “Future of AI Jobs in 2026” |
Alumni Success | Testimoni karyawan eks-kampus tertentu |
5. Contoh Jadwal Virtual Career Fair
Berdasarkan Prospanica VCF 2025 :
-
11:00-11:30: Opening speech + company intro
-
11:30-13:00: Live 1-on-1 interview sessions
-
13:00-14:00: Panel discussion “Diversity in Tech”
-
14:00-15:00: Networking room
Kesimpulan Beberapa Fitur Yang Bisa Di Gunakan Oleh HRD
Buat sahabat toro HRD yang masih ragu buat maksimalin LinkedIn, sekarang saatnya berubah! Dari nyari kandidat, employer branding, sampai analisis data, semua bisa dilakukan di satu platform. Gak perlu lagi pakai cara manual yang ribet dan kurang efektif. Dengan fitur-fitur keren kayak LinkedIn Recruiter sampai LinkedIn Events , proses rekrutmen jadi lebih efisien dan tepat sasaran. Yuk, upgrade strategi hiring sahabat toro dan jadikan LinkedIn senjata utama buat dapetin talenta-top!